Donald Trump Usul Pilpres AS Ditunda

VIVA Militer: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memakai masker
Sumber :
  • The Independent

VIVA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengangkat kemungkinan menunda pemilihan presiden yang rencananya akan digelar pada November tahun ini, meski tanggal pemilu telah diabadikan dalam Konstitusi AS.

Tanpa memberikan bukti, Trump beberapa kali menduga adanya penipuan pemilih melalui surat. Dalam sebuah cuitan, Trump pernah mengatakan "Tunda pemilihan sampai orang dapat memilih dengan tepat, pemilu aman?"

Baca juga: Kocaknya Editan Video Pidato Donald Trump Nyanyikan Lagu Metal

Perwakilan untuk Gedung Putih belum memberikan komentar soal cuitan tersebut. Hanya Kongres yang dapat mengubah tanggal pemilihan, yang ditetapkan oleh undang-undang yaitu setiap tanggal 3 November. Saat ini Partai Demokrat mendominasi Majelis Rendah, sehingga usulan Trump itu sangat tidak mungkin diwujudkan.

Dilansir Channel News Asia, Kamis, 30 Juli 2020, Trump sebelumnya juga meragukan legitimasi surat suara yang digunakan dalam jumlah yang jauh lebih besar dalam pemilihan primer di tengah pandemi COVID-19. Dia juga menyebut pemungutan suara akan dicurangi dan menolak mengatakan dia akan menerima hasil pemilihan resmi jika kalah dalam pemilu nanti.

Pandemi COVID-19 masih menyebar tak terkendali di AS, termasuk yang terbaru di negara bagian yang dipimpin oleh Partai Republik pengusung Trump seperti di Florida dan Texas. Selama pemilu pendahuluan awal tahun ini, beberapa negara menunda pemilu atau hanya membuka sedikit tempat pemungutan suara.

Sementara itu dari sisi penantang yakni Partai Demokrat, bakal calon presiden Joe Biden telah memulai persiapan untuk melindungi para pemilih dan pemilu, di tengah kekhawatiran bahwa Trump mungkin akan mencoba mengganggu pemilu 3 November nanti.

Jumat pekan lalu, Kepala Pusat Kontra-Intelijen dan Keamanan Nasional (NCSC), William Evanina, memperingatkan bahwa para pemilih harus waspada terhadap campur tangan asing pada pemilu AS. Komunitas intelijen AS Januari 2017 lalu menemukan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilu AS 2016 termasuk untuk memenangkan Trump sebagai presiden.