Oposisi Tuding Putin Punya Istana Mewah ‘Negara Terpisah dari Rusia'

BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc
Laporan tersebut mengklaim properti yang luas ini memiliki kasino, gelanggang es, dan kebun anggur

Sebuah video investigasi yang dibuat tokoh oposisi terkemuka Rusia, Alexei Navalny, telah ditonton lebih dari 20 juta orang, satu hari setelah ditayangkan. Film itu berisi tuduhan bahwa Presiden Vladimir Putin menghabiskan dana gelap untuk pembangunan sebuah istana mewah di Laut Hitam.

Tim Alexei Navalny merilis video itu setelah Navalny dipenjara sekembalinya ke Moskow.

Penyelidikan Navalny menuduh properti itu menelan biaya £1 miliar (Rp19 triliun) dan uang itu diperoleh melalui "suap terbesar dalam sejarah".

Kremlin menyangkal properti itu milik presiden.

Klaim bahwa pejabat federal menjaga kompleks istana yang luas di pantai Laut Hitam adalah "omong kosong", kata juru bicara Dmitry Peskov.

Investigasi Navalny menyebutkan besarnya properti setara dengan 39 kali ukuran Monako.

Laporan itu dirilis pada Selasa (19/01), dua hari setelah Navalny terbang kembali dari Jerman dan ditangkap di bandara.

Dia ditempatkan dalam penahanan pra-sidang selama 30 hari mulai Senin (18/01) atas tuduhan pelanggaran persyaratan percobaan terkait kasus penggelapan, yang menurut Navalny bermotif politik.

Kasus terpisah terhadapnya akan dimulai pada Rabu (20/01), tetapi kemudian ditunda.

Pria berusia 44 tahun itu hampir tewas setelah terpapar racun saraf Agustus lalu. Ia menuding Putin bertanggung jawab atas serangan itu. Kremlin membantah terlibat.

Tuduhan politikus oposisi itu atas keterlibatan dinas keamanan, bagaimanapun, didukung oleh laporan dari sejumlah jurnalis investigasi.

Apa yang diungkap investigasi itu?

Laporan tersebut mengklaim properti di kota resor Gelendzhik itu dibangun menggunakan dana ilegal yang diberikan oleh anggota lingkaran dalam Putin, termasuk para pemimpin perusahaan minyak dan miliarder.

"[Mereka] membangun istana untuk bos mereka dengan uang ini," kata Navalny dalam video tersebut.

Dokumen itu menuduh bahwa Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia memiliki sekitar 70 km persegi tanah yang mengelilingi kediaman pribadi itu.

YouTube/Alexei Navalny
Video tersebut ditonton lebih dari 20 juta kali dalam sehari setelah dirilis

Laporan tersebut menjelaskan berbagai detil kediaman itu, yang disebut mencakup kasino, kompleks hoki es bawah tanah, dan kebun anggur.

"Kediaman itu memiliki pagar yang tak bisa ditembus, pelabuhannya sendiri, pasukan keamanan sendiri, gereja, sistem perizinannya sendiri, zona larangan terbang, dan bahkan pos pemeriksaan perbatasannya sendiri," kata Navalny dalam video tersebut.

"Ini adalah negara terpisah di Rusia," tambahnya. "Dan di negara bagian ini hanya ada satu tsar yang tak tergantikan. Putin."


Siapa Alexei Navalny?

  • Navalny adalah juru kampanye anti-korupsi dan wajah oposisi Rusia yang paling menonjol melawan Vladimir Putin
  • Dia berusaha untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2018, tetapi terhambat karena dakwaan penggelapan yang menurutnya bermotif politik
  • Blogger yang bicara blakblakan, punya jutaan pengikut Rusia di media sosial dan berhasil membuat beberapa pendukungnya terpilih menjadi dewan lokal di Siberia pada tahun 2020

Peskov mengatakan kepada kantor berita negara RIA Novosti pada hari Selasa bahwa klaim yang dibuat dalam laporan itu "tidak benar" dan bahwa presiden "tidak memiliki istana".

Pada hari Rabu, dia mengatakan bahwa Presiden mengumumkan semua propertinya setiap tahun. "Ini semua adalah klaim yang sama sekali tidak berdasar," katanya. "Ini murni omong kosong dan ... tidak ada yang lain di dalamnya [selain omong kosong]."

Laporan video tersebut dirilis pada hari Selasa dan, dalam waktu kurang dari 24 jam, telah ditonton lebih dari 22 juta kali.

Video itu diakhiri dengan imbauan agar orang-orang turun ke jalan. "Jika 10% mereka yang tidak terdampak turun ke jalan, pemerintah tidak akan berani memalsukan pemilu," kata Navalny.


BBC

Alexei Navalny makin mempertaruhkan dirinya dengan kembali ke Rusia. Itu adalah bentuk tantangan langsung bagi Presiden Putin: orang yang dituduhnya memerintahkan agar dirinya diberi racun.

Jadi tidak mengherankan jika dia ditangkap di bandara dan ditahan selama 30 hari.

Namun dari selnya, tokoh oposisi paling terkenal di Rusia ini tampaknya masih memiliki kekuatan untuk mempermalukan Kremlin. Dalam beberapa jam, penyelidikannya terhadap "Istana Putin" telah ditonton jutaan orang.

Para pendukung Navalny telah menyerukan protes akhir pekan ini untuk menuntut pembebasannya. Akankah gambar istana yang mewah dan tuduhan korupsi baru akan membawa lebih banyak orang turun ke jalan?

Itu tidak jelas. Namun, satu hal yang pasti: Navalny telah mencapai sesuatu yang tampaknya mustahil beberapa hari yang lalu.


Apa yang akan terjadi pada Alexei Navalny?

Pada 2 Februari, pengadilan akan mempertimbangkan apakah hukuman percobaan 3,5 tahun yang dijatuhkan pada Navalny pada tahun 2014 atas tuduhan penipuan harus diubah menjadi hukuman penjara.

Tiga hari kemudian, dia akan menghadapi sidang pengadilan lagi, dengan tuduhan memfitnah seorang veteran Perang Dunia Kedua.

Dia ditahan di penjara Matrosskaya Tishina di Moskow, setelah hakim memerintahkan penahanannya hingga 15 Februari karena melanggar aturan pidananya.

Alih-alih melapor secara teratur ke layanan penjara, Navalny memulihkan diri di Jerman setelah terkena racun saraf.

Sebuah ruang sidang darurat digelar pada hari Senin di sebuah kantor polisi di Khimki, di pinggiran Moskow, tempat Navalny bermalam.

Dia melakukan perjalanan ke Rusia dari Jerman -tempat dia menerima perawatan medis sejak Agustus - meskipun ada peringatan bahwa dia akan ditangkap pada saat kedatangan.

Navalny mengatakan perlakuan hukumnya lebih dari sekadar "penghinaan terhadap keadilan" dan menggambarkan sidang Senin sebagai "pelanggaran hukum tingkat tertinggi".

Pengacaranya mengatakan mereka berencana untuk mengajukan banding atas keputusan pengadilan "ilegal" tersebut, menurut kantor berita Rusia Interfax.

Ada juga pertanyaan tentang apakah penahanannya bertentangan dengan keputusan tahun 2018 oleh pengadilan hak asasi manusia Eropa, yang menemukan bahwa tuduhan penipuan terhadap Navalny "sewenang-wenang".