Malaysia Panggil Dubes China Memprotes Aktivitas di Laut China Selatan

VIVA Militer: Kapal Induk China, Liaoning (tengah), di Laut China Selatan
Sumber :
  • Ministry of National Defense of the People's Republic of China

VIVA – Malaysia telah memanggil duta besar China untuk memprotes “kehadiran dan aktivitas” kapal-kapal China di zona ekonomi eksklusif-nya di Laut China Selatan di lepas pulau Kalimantan.

Dilansir dari Aljazeera, kapal-kapal China, termasuk kapal survei, beroperasi di lepas pantai negara bagian Sabah dan Sarawak, Malaysia, bertentangan dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982, kata Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam sebuah pernyataan Senin malam 4 Oktober 2021.

Kementerian tidak merinci jumlah kapal yang terlibat atau mengatakan kapan insiden itu terjadi.

“Posisi dan tindakan Malaysia yang konsisten didasarkan pada hukum internasional, dalam membela kedaulatan dan hak berdaulat kami di perairan kami. Malaysia juga telah memprotes pelanggaran batas sebelumnya oleh kapal asing lainnya di perairan kami,” kata pernyataan itu. 

Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Brunei mengklaim sebagian wilayah Laut China Selatan. Sementara China mengklaim hampir seluruh wilayah di bawah apa yang disebut garis sembilan putus-putus, yang disebut pengadilan internasional tanpa dasar pada 2016.

Dalam beberapa tahun terakhir Beijing telah meningkatkan kegiatannya di perairan yang disengketakan, membangun pulau-pulau buatan, mendirikan pos-pos militer di pulau-pulau kecil dan pulau-pulau berbatu dan mengerahkan armada dan kapal penangkap ikan yang besar dari milisi maritimnya.

Tahun lalu, Malaysia dan China terlibat dalam kebuntuan selama berbulan-bulan di laut lepas Sarawak di mana Petronas, perusahaan minyak nasional Malaysia, sedang mengeksplorasi minyak dan gas. China juga mengirimkan kapal survei ke daerah itu.

Menurut Inisiatif Transparansi Maritim Asia, China memiliki 27 pos terdepan di perairan yang disengketakan, dan juga mengendalikan Beting Scarborough, yang direbutnya dari Filipina pada 2012.