Umrah Dibuka, Penerima Vaksin Sinovac Wajib Disuntik Booster

Jemaah haji menerapkan social distancing saat melaksanakan tawaf qudum
Sumber :
  • Twitter @HajMinistry

VIVA – Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi  mengumumkan hanya jemaah yang telah menerima dua dosis vaksin COVID-19 yang disetujui Arab Saudi, dapat melaksanakan umrah dan salat di Masjidil Haram di Mekah mulai Minggu, 10 Oktober.

Dilansir ArabNews, kondisi yang sama berlaku juga bagi jemaah yang ingin mengunjungi Raudah Syarif dan makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah.

Aturan baru ini akan mulai berlaku pada pukul 6 pagi pada hari Minggu 10 Oktober, yang disertai komitmen tindakan pencegahan untuk mengekang penyebaran virus. Mereka yang telah melakukan pemesanan dan memiliki izin untuk melakukan umrah atau mengunjungi dua masjid suci dan belum divaksin ganda, maka wajib divaksin dosis kedua 48 jam sebelum tanggal izin untuk menghindari pembatalan.

Arab Saudi telah menyiapkan beberapa lokasi yang menjadi sentra vaksinasi COVID-19. Lebih dari 43,1 juta dosis vaksin virus corona telah diberikan di Kerajaan hingga saat ini. Saat ini ada empat vaksin yang disetujui untuk digunakan di Kerajaan: Oxford-AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Johnson & Johnson, dan Moderna.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi sebelumnya mengatakan membuka kemungkinan bagi mereka yang telah menyelesaikan program vaksinasi mereka dengan Sinopharm atau Sinovac untuk diterima di Arab Saudi, asalkan mereka telah menerima suntikan vaksin tambahan atau booster yang disetujui di Kerajaan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengumumkan Arab Saudi telah membuka kembali ibadah umrah untuk jemaah asal Indonesia. Hal ini diungkapkan Retno dalam situs resmi Kementerian Luar Negeri Sabtu 9 Oktober 2021.

Retno mengatakan, dibukanya ibadah Umrah bagi jemaah asal Indonesia itu setelah melalui pembahasan yang cukup lama, baik pada level Menteri Luar Negeri, Menteri Kesehatan dan juga Menteri Agama. Karena dinilai perkembangan penanganan COVID-19 di Indonesia yang semakin baik, maka Pemerintah Kerajaan Arab Saudi kini memberikan izin untuk jemaah Indonesia melaksanakan Ibadah Umrah.

"Kedutaan telah menerima informasi dari pihak berkompeten di Kerajaan Saudi Arabia perihal pengaturan dimulainya kembali pelaksanaan umroh bagi jamaah umroh Indonesia. Komite khusus di Kerajaan Saudi Arabia sedang bekerja saat ini guna meminimalisir segala hambatan yang menghalangi kemungkinan tidak dapatnya jemaah umrah Indonesia untuk melakukan ibadah umrah," kata Retno, Sabtu 9 Oktober 2021

Retno menambahkan, di dalam nota diplomatik tersebut juga disebutkan bahwa kedua pihak dalam tahap akhir pembahasan mengenai pertukaran link teknis dengan Indonesia yang menjelaskan informasi para pengunjung berkaitan dengan vaksin dan akan memfasilitasi proses masuknya jemaah. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Abdul Kadir memastikan akan menyediakan vaksin booster atau dosis ketiga bagi jemaah haji atau jemaah umrah RI yang akan berangkat ke Arab Saudi.

Hal itu merespon syarat bagi jemaah umrah dari luar Arab Saudi yang telah divaksin Sinovac atau Sinopharm agar mengambil satu dosis booster dari salah satu vaksin yang disetujui Arab Saudi, seperti Pfizer, Astrazeneca, Johnson & Johnson dan Moderna.

"Jadi tentunya bagi mereka-mereka yang calon jemaah haji atau jemaah umrah ini akan mendapat perlakuan khusus, mendapat perlakuan yang beda dengan masyarakat umum," kata Prof Abdul Kadir dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa, 21 September 2021.

"Karena persyaratan yang disyaratkan Saudi Arabia, misalnya, harus tiga kali suntikan, satu kali booster, maka tentunya itu akan kita penuhi sebelum pemberangkatan," imbuhnya

Lebih jauh, Prof Abdul Kadir mengatakan Kemenkes akan melakukan komunikasi dengan Kemenkes Arab Saudi terkait jenis vaksin yang direkomendasikan Arab Saudi bagi warga asing yang masuk ke wilayahnya. Sebab, di Indonesia menggunakan vaksin dengan merek Sinovac, Sinopharm, Moderna, Pfizer dan Astrazeneca.

"Jadi tentunya kita akan melakukan komunikasi dengan Saudi Arabia vaksin apa saja yang direkomendasi. Karena ternyata vaksin Sinovac termasuk yang direkomendasi oleh mereka, tapi untuk pastinya akan kita pastikan lagi sebelum pemberangkatan," ungkapnya.