Joe Biden Legalkan Kepemilikan Ganja di AS

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden
Sumber :
  • AP Photo/Matt Slocum

VIVA Dunia– Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis, 6 Oktober 2022 mengumumkan bahwa AS akan melegalkan ganja yang sekarang untuk penggunaan medis di 37 negara bagian dan tersedia untuk penggunaan rekreasi di 19 negara bagian, ibu kota nasional dan Guam.

Dalam pesan video yang direkam, Biden mengatakan dia mengumumkan, melalui perintah eksekutif, pengampunan untuk semua pelanggaran federal sebelumnya atas kepemilikan sederhana zat tersebut untuk dibebaskan.

Pengampunan itu dapat mempengaruhi lebih dari 6.500 orang Amerika, kata pejabat Gedung Putih kepada wartawan.

Tetapi mereka menambahkan bahwa sebagian besar hukuman ganja terjadi di tingkat negara bagian, yang mengarah ke pengumuman kedua Biden, yang meminta gubernur untuk mengeluarkan pengampunan atas pelanggaran kepemilikan ganja negara bagian.

Biden juga pada hari Kamis mengarahkan tinjauan federal tentang bagaimana ganja dijadwalkan di bawah hukum federal.

Saat ini ganja diklasifikasikan oleh Drug Enforcement Administration sebagai obat Jadwal I, didefinisikan sebagai obat tanpa penggunaan medis dan potensi penyalahgunaan yang tinggi, menempatkannya pada tingkat yang sama dengan heroin dan LSD.

"Seperti yang saya katakan ketika saya mencalonkan diri sebagai presiden, tidak seorang pun harus dipenjara hanya karena menggunakan atau memiliki ganja," kata Biden dalam sebuah pernyataan, dikutip dari VOA, Jumat, 7 Oktober 2022.

“Ini legal di banyak negara bagian, dan catatan kriminal untuk kepemilikan ganja telah menyebabkan hambatan yang tidak perlu untuk pekerjaan, perumahan, dan peluang pendidikan," katanya.

“Dan itu sebelum anda mengatasi perbedaan rasial di sekitar siapa yang menderita konsekuensinya. Sementara orang kulit putih dan kulit hitam dan coklat menggunakan ganja pada tingkat yang sama, orang kulit hitam dan coklat ditangkap, dituntut dan dihukum dengan tingkat yang tidak proporsional.”

Meski demikian, pejabat senior administrasi mengatakan kepada wartawan bahwa presiden masih mendukung pembatasan perdagangan manusia, pemasaran dan penjualan orang di bawah umur.

"Presiden sudah menjelaskan bahwa undang-undang ganja kami tidak berfungsi," kata seorang pejabat senior pemerintah kepada wartawan.  

Anggota Kongres telah mengerjakan masalah ini, tetapi upaya itu terhenti. Dan kita hampir berada di akhir Kongres. Jadi, presiden telah mempertimbangkan pilihannya dan dia sekarang mengambil tindakan eksekutif untuk mengatasi pendekatan negara yang gagal terhadap ganja, tambahnya.

Direktur eksekutif NORML, sebuah kelompok yang melobi untuk melegalkan ganja untuk orang dewasa, mengatakan tindakan pemerintah sudah lama tertunda dan presiden harus bekerja dengan Kongres untuk mengatur ganja dengan cara yang mirip dengan alkohol.