Israel Tangkap 2 Saudara Pemimpin Hamas Saleh al-Arouri

Dalal dan Fatima, saudara perempuan dari wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri yang terbunuh.
Sumber :
  • Times of Israel.

Tel Aviv – Tentara Israel menahan dua saudara perempuan Saleh al-Arouri, seorang pemimpin penting Hamas yang terbunuh di Lebanon bulan ini. Hal itu dikatakan oleh sumber Palestina dan tentara Israel, pada Minggu, 14 Januari 2024.

Pembunuhan al-Arouri, wakil ketua Hamas, di pinggiran kota Beirut pada 2 Januari lalu, secara luas dikaitkan dengan serangan pesawat tak berawak Israel, dan memicu kekhawatiran bahwa perang Israel di Gaza dapat meluas menjadi konflik regional.

"Kami telah menahan dua wanita tersebut di Tepi Barat setelah mereka menghasut untuk melakukan tindakan penyerangan terhadap Israel," kata tentara Israel, dikutip dari Alarabiya News, Senin, 15 Januari 2024.

Pendiri Sayap Militer Hamas, Saleh Arouri.

Photo :
  • Mohammad Austaz/Hamas Media Office via AP.

Klub Tahanan Palestina mengatakan Dalal al-Arouri dan Fatima al-Arouri, ditangkap di lokasi terpisah dekat kota Ramallah.

Kakak ipar al-Arouri, Awar al-Arouri, mengatakan kedua wanita tersebut dan beberapa anggota keluarga lainnya telah dimasukkan ke dalam penahanan administratif.

Tentara Israel sendiri menuduh al-Arouri membantu merencanakan serangan pada 7 Oktober di Israel selatan oleh pejuang Hamas, yang mengakibatkan kematian 1.140 orang, menurut angka resmi Israel.

Kampanye militer Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 23.843 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Klub Tahanan Palestina mengatakan 5.875 warga Palestina telah ditahan di Tepi Barat sejak perang Gaza dimulai.

VIVA Militer: Agresi militer Israel di Gaza, Palestina

Photo :
  • jns.org

Selain itu, dari jumlah tersebut, 1.970 orang telah dimasukkan ke dalam penahanan administratif, yang memungkinkan tersangka ditahan tanpa tuduhan atau diadili untuk jangka waktu yang dapat diperbarui hingga enam bulan.

Israel mengatakan penahanan administratif dimaksudkan untuk memungkinkan pihak berwenang menahan tersangka sambil terus mengumpulkan bukti, dengan tujuan untuk mencegah serangan atau pelanggaran keamanan lainnya.