Demo Dukung Mladic Rusuh di Serbia

Demo dukung Ratko Mladic di Serbia.
Sumber :
  • AP Photo/ Marko Drobnjakovic

VIVAnews - Demonstrasi menentang penangkapan penjahat perang Bosnia, Ratko Mladic, merebak di beberapa daerah di Serbia. Menanggapi hal ini, pemerintah menurunkan pasukan anti huru hara dan memperketat keamanan di ibukota Beograd. 

Dilansir dari laman CNN, Kamis, 26 Mei 2011, ratusan polisi di Beograd beberapa kali terpaksa membubarkan sekumpulan orang yang meneriakkan dukungan terhadap Mladic. Di beberapa tempat di kota ini, terlihat polisi mengejar sekitar 100 hingga 200 demonstran yang mengibarkan bendera Serbia sambil berteriak "Terima kasih Ratko!"

Tengah malam, tiga orang pria ditahan polisi setelah berdiri di depan gedung tempat Mladic ditahan sambil meneriakkan namanya. "Lelaki itu berjuang demi kita, demi ayah dan ibu kita. Mladic adalah martir Kristus," ujar Goran Stijela, 28, yang menganggap Mladic sebagai pahlawan.

Sementara itu di kota Novi Sad, provinsi Vojdovina, Serbia Utara, demonstrasi mendukung Mladic berlangsung rusuh. Dilansir dari kantor berita radio Serbia, B92, pasukan anti huru hara berhasil memukul mundur sekitar 500 demonstran pendukung Mladic yang memaksa masuk ke sebuah gedung stasiun televisi.

Sekitar 100 demonstran di kota ini dilaporkan melempari kantor partai berkuasa Serbia, Partai Demokrat, dengan batu. Mereka membakar tong sampah dan mengatakan bahwa pemerintahan Boris Tadic adalah pemerintahan "Ustashas", yaitu pemerintahan fasis yang berideologi serupa dengan Nazi Jerman pada Perang Dunia II.

Mladic didakwa atas tuduhan memimpin kampanye pembersihan etnis atau genosida, kerja paksa, penyiksaan fisik, psikis, dan seksual pada perang Bosnia 1992-1995. Mladik dituduh bertanggung jawab atas kematian 8000 muslim Bosnia pada perang tersebut.

Sebelumnya, dua mantan presiden Yugoslavia, Slobodan Milosevic dan Radovan Karadzic juga ditahan atas tuduhan yang sama. Milosevic meninggal pada 2006 ketika pengadilan tengah berlangsung, sementara itu Karadzic saat ini masih diadili di pengadilan internasional. (eh)