Hukum Kepemilikan Senjata Tak Perlu Diubah

Sumber :

VIVAnews - Menteri dalam negeri Jerman, Wolfgang Schaeuble, mengatakan pemerintah tidak akan memperketat aturan pemilikan senjata api kendati muncul insiden penembakan liar yang terjadi pada Rabu pagi, 11 Maret 2009, di sekolah Albertville, Winnenden.

Sebanyak 16 orang tewas dalam insiden itu, termasuk pelaku penembakan, Tim Kretschmer.

"Kami tidak bisa selalu memperketat hukum, namun kami harus berpikir bagaimana membuat perubahan dalam masyarakat," kata Schaeuble di Berlin, Kamis (12/3) seperti dikutip laman stasiun televisi Al Jazeera.

Jerman pernah memperketat hukum kepemilikan senjata pada 2002 setelah insiden pembantaian oleh Robert Steinhauser yang menewaskan 16 orang di sebuah sekolah di kota Erfurt, Jerman sebelah timur.

Lebih lanjut, penyelidik kepolisian menyatakan Kretschmer, 17 tahun, pernah mendapat perawatan psikiatris untuk mengobati depresi. Namun Kretschmer menghentikan perawatannya pada September 2008.

Kretschmer memasuki sekolah dengan berpakaian militer warna gelap. Ia menggunakan Berreta 9 milimeter untuk membantai korbannya dari koleksi senjata ayahnya. Polisi menemukan bahwa ayah Kretschmer merupakan anggota klub menembak dan memiliki 15 senjata. Semua senjata tersimpan dengan aman dalam lemari terkunci, kecuali Beretta yang diambil Kretschmer dari ruang tidur orang tuanya.

Jaksa menyatakan ayah Kretschmer terancam pidana jika terbukti melanggar hukum kepemilikan senjata yang mengatur mengenai penyimpanan senjata api. "Semua hal menunjukkan kelalaian ayahnya dalam menyimpan Berreta itu," kata juru bicara kepolisian Winnenden Ralf Michelfelder.