Korban Tewas Mencapai Lebih Dari 230 Jiwa

Sumber :

VIVAnews - Seorang mahasiswi berhasil diselamatkan dari reruntuhan rumahnya di kota L'Aquila, 42 jam setelah gempa bumi dahsyat mengguncang kota di provinsi Abruzzo, Italia bagian tengah tersebut, awal pekan ini.

Menggunakan anjing pelacak dan peralatan pemindai panas tubuh, tim penyelamat menemukan mahasiswi berusia 20 tahun bernama Eleonora Celesini yang masih mengenakan baju tidur itu, Selasa malam waktu setempat, 7 April 2009 (Rabu pagi WIB).

Seperti dikutip dari laman stasiun televisi Sky News, hingga kini, jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan 6,3 skala Richter tersebut mencapai sedikitnya 235 orang. Sekitar seribu orang mengalami luka-luka dan 17 ribu orang sedang dirawat oleh petugas medis.

Petugas mengatakan, Eleonora bertahan hidup karena reruntuhan tembok akibat gempa pertama membuat sebuah ruang untuk dirinya hingga Eleonora bisa bertahan dari gempa susulan.

Korban tewas banyak ditemukan sedang dalam posisi tangan di atas kepala karena mereka berusaha melindungi kepala saat tembok dan atap runtuh.

Dokter juga mengatakan bahwa banyak orang tewas karena serangan jantung karena terkejut saat terjadi goncangan, dan juga karena stres karena peristiwa gempa bumi terdahsyat di Italian dalam tujuh tahun terakhir tersebut.

Uskup L'Aquila, Mgr. Giuseppe Molinari, mengumumkan bahwa pemakaman massal bagi korban tewas akan dilakukan pada hari "Jumat Agung", 10 April 2009. Sementara itu, gempa susulan dengan kekuatan 5,6 skala Richter mengguncang area yang sudah hancur karena gempa utama tersebut sekitar pukul 7 waktu setempat kemarin.

Setelah melakukan survei untuk meninjau kerusakan dengan menggunakan helikopter, Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, mengatakan bahwa upaya penyelamatan akan ditambah menjadi 48 jam lagi. Berlusconi mengatakan, kemungkinan para korban yang masih terjebak untuk bertahan hidup semakin mengecil.

Seperti dikutip dari BBC, Berlusconi mengatakan bahwa dia tidak akan menerima bantuan dari negara lain. Menurutnya, bangsa Italia memiliki cukup sumber untuk melakukan perbaikan.

Namun media lain menyebutkan bahwa Berlusconi bersedia menerima bantuan dari pemerintah Amerika Serikat untuk memperbaiki bangunan bersejarah yang hancur akibat gempa.