Kota Pyongyang Ditutup, Rumor Kudeta dan Kerusuhan Membuncah

kim jong un kunjungi kamp anak di pyongyang
Sumber :
  • REUTERS/KCNA

VIVAnews - Ibu Kota Korea Utara, Pyongyang, ditutup dari pendatang. Orang-orang di sana juga dilarang keluar dari Korut sehingga menimbulkan pertanyaan baru mengenai stabilitas rezim Kim Jong-un.

Dikutip dari laman The Telegraph edisi 3 Oktober 2014, seorang sumber menyebut kebijakan itu diterapkan sejak 27 September lalu. Aturan ini juga berlaku bagi penduduk permanen Pyongyang, yang biasanya adalah elite rezim tersebut.

"Ini semacam aksi yang mengindikasikan di sana ada upaya kudeta atau otoritas di sana tengah mengungkap semacam plot melawan pemimpin," kata Toshimitsu Shigemura, profesor Waseda University, Tokyo kepada The Telegraph.

Jika ini memang kudeta yang disokong militer, kata dia, situasi Pyongyang akan sangat bahaya. "Dan, saya dengar laporan, Kim sudah dipindahkan dari ibu kota," kata dia.

Kemungkinan lain dari penutupan Pyongyang itu, kata dia, ada sejumlah pejabat senior rezim itu yang membelot. Para pejabat ini kemudian menutup semua rute akses, seperti bandara dan perbatasan.

Larangan travel ini diperkenalkan dua hari setelah pertemuan penting parlemen negara itu di mana Kim absen. Ketidakhadiran Kim menimbulkan spekulasi mengenai kesehatannya dan dugaan ada kudeta atau gangguan lainnya di Korea Utara.

Di media sosial China bahkan tersebar rumor bahwa terjadi kerusuhan di negara tertutup itu. Hal ini dipicu ketidakhadiran Kim di muka publik sejak 4 September lalu.

Pemerintah Korut telah membantah dan menyebut bahwa Kim cedera pergelangan kaki karena kunjungan ke pabrik dan unit militer dalam beberapa pekan.

Negara-negara tetangga tengah menunggu perayaan berdirinya Partai Pekerja Korea pada 10 Oktober mendatang. Jika Kim kembali tak hadir dalam perayaan ini, rumor mengenai keberadaan dia akan membuncah lagi.

Baca juga: