Korsel Minta Bantuan AS Selidiki Peretas Nuklir

Reaktor nuklir Korsel di Busan.
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) meminta bantuan Amerika Serikat (AS), untuk melakukan penyelidikan atas serangan siber yang menimpa operator pembangkit listrik tenaga nuklir mereka.

Pejabat Korsel yang dikutip Reuters, Selasa, 23 Desember 2014, mengatakan tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan Korea Utara (Korut). Tim investigasi pemerintah menyebut serangan dilakukan oleh mereka yang sangat ahli.

Disebut dalam laporan Chosun Ilbo, Selasa, dokumen rahasia yang dibocorkan peretas disiapkan secara hati-hati, dan mungkin dilakukan oleh kelompok yang terorganisasi, sehingga penyelidik meminta bantuan FBI untuk menemukan peretas.

Peretas yang menyebut dirinya sebagai "presiden kelompok anti reaktor nuklir di Hawaii, telah melakukan serangan sejak 15 Desember lalu, dan merilis berbagai dokumen rahasia tentang dua reaktor nuklir Korsel, melalui media sosial Twitter.

Penyelidik mengatakan meminta FBI untuk melacak peretas, melalui alamat IP akun Twitter pelaku yang dibuat di AS. Peretas disebut memiliki beberapa alamat IP di Jepang, AS, Korsel dan mungkin menggunakan jaringan virtual.

"Para peretas mungkin menggunakan banyak alamat IP melalui jaringan virtual, untuk menyembunyikan lokasi mereka," kata seorang penyelidik. Jaringan virtual digunakan untuk menyamarkan alamat IP pribadi, menjadi alamat lain.

Peretas juga kerap menggunakan komputer zombie, atau komputer pengguna di tempat lain yang telah terinfeksi virus, sehingga peretas bisa menggunakannya tanpa izin pemilik untuk melakukan serangan.


Simak juga: