Deklarasi Palestina Mulus Disetujui Negara Asia Afrika
Senin, 20 April 2015 - 10:37 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Yuri O. Thamrin, mengatakan semua negara peserta Konferensi Asia dan Afrika (KAA) telah sepakat untuk mendukung perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina. Dukungan itu direalisasikan dalam sebuah dokumen yang nantinya akan diumumkan pada akhir KAA di Bandung, 24 April 2015.
Ditemui semalam di Gedung Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta Selatan, Yuri menyebut pembahasan dokumen Palestina berlangsung mulus dan telah disepakati dalam tiga lembar dokumen.
"Dokumen terhadap Palestina itu kan besar, sehingga lebih mudah untuk menyepakati dokumennya," ujar mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris itu.
Semua peserta, Yuri melanjutkan, merasa bangga akan solidaritas yang tetap teguh menghadapi berbagai cobaan.
"Kami mengutuk serangan Israel. Kami ingin ada proses rekonstruksi dibantu dan janji itu dilaksanakan. Kami juga terus mendukung dan berharap Palestina akan segera menjadi anggota PBB," papar Yuri.
Saat ini, seperti diketahui Palestina baru sebatas negara peninjau atau observer.
"Kami mendorong negara-negara Asia Afrika seperti salah satunya Singapura untuk memberikan pengakuannya terhadap Palestina," ujar dia.
Namun, memang dia mengakui masih ada negara di kedua benua itu yang belum memberikan pengakuan. Yuri mengaku harus memeriksa kembali jumlah negara yang belum memberikan pengakuan terhadap Palestina.
Sementara, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi yang pernah ditemui VIVA.co.id di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, mengatakan pengakuan dari negara di kawasan Asia Afrika merupakan tekanan yang signifikan yang disuarakan oleh dua pertiga penduduk dunia. Oleh sebab itu, Mehdawi yakin pengakuan tersebut akan berdampak signifikan terhadap Palestina.
Menurut Mehdawi, satu-satunya yang menghalangi Palestina untuk meraih kemerdekaan hanya Israel.
"Sebanyak 134 negara di dunia sudah mengakui negara kami. Sehingga, perlu kami lakukan yakni melakukan pendekatan dan tekanan diplomatik ke mereka dan hal tersebut sedang dilakukan oleh negara-negara di Asia Afrika melalui peringatan 60 tahun KAA," ujar dia.
Baca Juga :
Ditemui semalam di Gedung Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta Selatan, Yuri menyebut pembahasan dokumen Palestina berlangsung mulus dan telah disepakati dalam tiga lembar dokumen.
"Dokumen terhadap Palestina itu kan besar, sehingga lebih mudah untuk menyepakati dokumennya," ujar mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris itu.
Semua peserta, Yuri melanjutkan, merasa bangga akan solidaritas yang tetap teguh menghadapi berbagai cobaan.
"Kami mengutuk serangan Israel. Kami ingin ada proses rekonstruksi dibantu dan janji itu dilaksanakan. Kami juga terus mendukung dan berharap Palestina akan segera menjadi anggota PBB," papar Yuri.
Saat ini, seperti diketahui Palestina baru sebatas negara peninjau atau observer.
"Kami mendorong negara-negara Asia Afrika seperti salah satunya Singapura untuk memberikan pengakuannya terhadap Palestina," ujar dia.
Namun, memang dia mengakui masih ada negara di kedua benua itu yang belum memberikan pengakuan. Yuri mengaku harus memeriksa kembali jumlah negara yang belum memberikan pengakuan terhadap Palestina.
Sementara, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi yang pernah ditemui VIVA.co.id di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, mengatakan pengakuan dari negara di kawasan Asia Afrika merupakan tekanan yang signifikan yang disuarakan oleh dua pertiga penduduk dunia. Oleh sebab itu, Mehdawi yakin pengakuan tersebut akan berdampak signifikan terhadap Palestina.
Menurut Mehdawi, satu-satunya yang menghalangi Palestina untuk meraih kemerdekaan hanya Israel.
"Sebanyak 134 negara di dunia sudah mengakui negara kami. Sehingga, perlu kami lakukan yakni melakukan pendekatan dan tekanan diplomatik ke mereka dan hal tersebut sedang dilakukan oleh negara-negara di Asia Afrika melalui peringatan 60 tahun KAA," ujar dia.