Tolak Salaman, Proses Kewarganegaraan Migran Suriah Tertahan

Ilustrasi Jabat Tangan
Sumber :
  • aslib.co.uk

VIVA.co.id –  Perbedaan tradisi dan keyakinan bisa berakibat panjang. Keluarga imigran dari Suriah ini tertahan proses kewarganegaan mereka di Swiss hanya karena memegang teguh keyakinan yang berbeda.

Dua remaja laki-laki Muslim yang bersaudara, tegas menjaga keyakinan mereka meski tak lagi tinggal di Suriah. Keduanya menolak untuk menyentuh lawan jenis termasuk dengan guru mereka sendiri. Padahal di Swiss, negara tempat mereka tinggal sekarang,  berjabat tangan dengan guru adalah tanda hormat dan merupakan tradisi lama yang dijaga.

Kisah kedua kakak adik berusia 14 dan 15 tahun ini menjadi kontroversial di Swiss. Pemerintah setempat mengatakan, jika keduanya terus bersikeras, maka orang tua mereka bisa menghadapi hukuman denda. Ayah mereka yang merupakan seorang imam, menjelaskan bahwa kepercayaan mereka tidak memperbolehkan mereka  untuk berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan keluarga dekatnya.

"Berjabat tangan adalah bagian dari budaya kita." kata Menteri Kehakiman Simonetta Sommaruga, seperti dikutip dari BBC, Kamis, 26 Mei 2016. Proses kewarganegaraan keluarga tersebut kemudian dihentikan. Kantor migrasi di Basel mengatakan sedang mencari informasi lebih lanjut tentang permintaan suaka keluarga tersebut.

Dari delapan juta jiwa penduduk Swiss, 350.000 orang di antaranya adalah Muslim. Beberapa kelompok Muslim Swiss mengatakan tidak ada justifikasi agama karena menolak untuk menjabat tangan seorang guru perempuan dan mendesak Swiss untuk tidak menyerah pada tuntutan kelompok ekstremis. Tapi satu organisasi Islam mengatakan jabat tangan antara laki-laki dan perempuan adalah hal yang dilarang.