Duterte Minta Maaf ke Kanada Atas Kekejaman Abu Sayyaf

Rodrigo Duterte, Presiden Filipina Terpilih, akan berusaha mendekat ke China
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro

VIVA.co.id – Presiden Terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, mengaku telah meminta maaf kepada Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. Duterte, yang akan dilantik Juni mendatang, meminta maaf  atas tewasnya seorang warga Kanada karena ulah kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina.

"Saya meminta maaf atas kejadian tanggal 25 April, dipenggalnya salah satu sandera, John Ridsdel. Saya meminta maaf melalui sambungan telepon dengan PM Trudeau," kata Duterte seperti dikutip dari situs ABC, Kamis, 26 Mei 2016.

Saya, tegas Duterte, telah meyakinkan kepada Trudeau bahwa pemerintah Filipina akan melakukan yang terbaik untuk menjamin kejadian yang sama tidak terulang lagi. "Dan memastikan pelaku akan ditangkap dan diadili," kata Duterte.

John Ridsdel (68 tahun), diculik dari sebuah resor wisata bersama dengan tiga orang lainnya oleh kelompok Abu Sayyaf pada September tahun lalu. Mereka dibawa sejauh 500 kilometer ke pulau Jolo. Abu Sayyaf merilis sebuah video pada bulan November yang berisi tuntutan sebesar menuntut US$ 80 juta (setara dengan Rp 105.760.000.000,-) untuk pembebasan mereka.

Kelompok militan itu kemudian memperingatkan bahwa mereka akan membunuh Ridsdel jika tidak menerima uang tebusan. Namun pemerintah Kanada tak membayar tebusan tersebut hingga waktu yang ditetapkan. Beberapa jam setelah batas waktu, satu kepala terpenggal ditemukan di sebuah jalan di Jolo yang dikenali sebagai kepala milik Ridsdel.

(ren)