Dikepung dari 4 Sisi, Rusia Tak Gentar Ancaman NATO

Satuan militer NATO menggelar latihan militer di Polandia, pada Oktober 2015.
Sumber :
  • Reuters/Przemyslaw Skrzydlo/Agencja Gazeta

VIVA.co.id – Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman akan memimpin pengiriman personel militernya melalui Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke wilayah Baltik dan Polandia, yang langsung berbatasan dengan Rusia. Pengerahan pasukan sebanyak empat batalion atau 4.000 personel ini akan menjadi pembahasan utama dalam KTT Keamanan di Warsawa, Polandia pada 8 Juli 2016, serta akan dilaksanakan pada tahun depan.

Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon, secara tegas akan mengirim satu batalion atau sekitar 700 personel militer. "Ini harus mengirimkan sinyal yang sangat kuat dari tekad kami untuk membela negara-negara Baltik dan Polandia dalam menghadapi agresi Rusia," katanya, seperti dikutip dari situs Reuters, Rabu 15 Juni 2016.

Sementara Jerman dan AS akan mengirim pasukan yang diharapkan totalnya mencapai 4.000 personel. Nantinya, pasukan NATO akan ditempatkan di empat sisi di empat negara.

Militer Jerman kemungkinan akan ditempatkan di Lituania, AS di Polandia, serta Inggris di Estonia. Adapun Kanada akhirnya turut serta dalam upaya "mengepung" Rusia dengan mengirimkan satu batalion untuk ditempatkan di Latvia.

Pada kesempatan terpisah, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak gentar terhadap ancaman NATO-AS dan memerintahkan seluruh kesiapan tempur ketiga matra tempurnya.

Putin melihat strategi militer yang dijalankan NATO sebagai sikap bermusuhan. Sebagai jawaban atas tindakan NATO, Putin memerintahkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengadakan latihan militer pada 14-22 Juni 2016 untuk memastikan kemampuan militer Rusia dalam melaksanakan operasi yang direncanakan, termasuk mobilisasi.

Utusan Moskow untuk NATO telah memperingatkan bahwa mereka akan mengancam perdamaian di Eropa Tengah. Negeri Beruang Putih itu juga mengatakan perisai rudal balistik AS yang ditempatkan di Polandia semakin memperparah situasi keamanan.

Aksi NATO dan AS ini sebagai akibat dari tindakan aneksasi Moskow atas Crimea dan konflik Ukraina pada 2014.

(ren)