Erdogan-Obama Bahas Pemulangan Tokoh Kudeta Turki

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Sumber :
  • Murat Cetinmuhurdar/Presidential Palace/Handout

VIVA.co.id – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama membahas ekstradisi ulama Turki, Fethullah Gulen, dari AS. Kedua kepala negara ini berdiskusi melalui saluran telepon, pada Selasa waktu setempat.

Dalam pembicaraannya, Erdogan berkata kepada Obama bahwa hukuman yang tepat akan diberikan kepada mereka yang bertanggung jawab menegakkan supremasi hukum.

"Presiden (Obama) menegaskan kepada Presiden Erdogan bahwa AS tidak mendukung teroris dan tidak mendukung individu yang bersekongkol menggulingkan pemerintah yang sah," kata Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, seperti diberitakan Anadolu Agency, Rabu, 20 Juli 2016.

Ia menjelaskan, Obama menegaskan kembali komitmen kuat AS terhadap pemerintahan Erdogan yang terpilih secara demokratis, dan memuji upaya rakyat Turki yang menolak kudeta, pekan lalu.

Ankara menuding Gulen sebagai tokoh di balik upaya kudeta yang terjadi pada Jumat kemarin, dan menuntutnya agar segera diekstradisi dan diadili di Turki.

Menurut Earnest, keputusan mengekstradisi Gulen bukan keputusan yang akan dibuat Obama, tetapi putusan yang berdasarkan hukum dan perjanjian antara kedua negara.

Sementara, juru bicara Kepresidenan Turki mengatakan, Obama mengutuk upaya menggulingkan pemerintahannya.

Oleh karena itu, AS siap bekerjasama dengan lembaga-lembaga Turki untuk menyelidiki upaya kudeta yang berujung gagal tersebut.