Filipina Mengalah, Pertemuan Menlu ASEAN 'Mencair'
- Reuters/Jorge Silva
VIVA.co.id – ASEAN mampu mengatasi kebuntuan terkait Laut China Selatan. Kebuntuan pecah setelah Filipina menarik permintaan pernyataan bersama soal putusan hukum di Laut China Selatan.
Klaim China atas jalur pelayaran Laut China Selatan merupakan isu yang paling diperdebatkan dalam pertemuan menlu ASEAN. Sebanyak 10 negara anggota ASEAN pada dasarnya ingin menegaskan kedaulatan mereka, tetapi juga mendorong kesepakatan dan membina hubungan dengan Beijing.
Dalam putusan Pengadilan Tetap Arbitrase 12 Juli lalu, Filipina menang atas China dalam sengketa tersebut. Namun, keinginan Filipina untuk membuat pernyataan bersama ASEAN atas sengketa Laut China Selatan batal setelah Kamboja secara terang-terangan menyatakan dukungan pada China.
Posisi ini tentu menimbulkan "kekacauan" bagi pertemuan menlu ASEAN di Ibu Kota Laos, Vientiane.
Melihat perselisihan yang mengarah kepada kegagalan kelompok ASEAN untuk mengeluarkan pernyataan bersama, Manila akhirnya setuju untuk menarik permintaan pernyataan bersama, guna mencegah meruncingnya perselisihan.
Secara terbuka, China mengucapkan terima kasih kepada Kamboja, karena mendukung pendirian China pada sengketa maritim.
Meski demikian, pernyataan bersama oleh ASEAN tersebut tetap menekankan pentingnya menemukan resolusi damai terkait sengketa Laut China Selatan, sesuai hukum internasional, termasuk hukum laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Kami sangat memprihatinkan perkembangan terbaru dan yang sedang berlangsung, serta mencatat keprihatinan yang diungkapkan oleh beberapa menteri terkait reklamasi lahan dan ekskalasi kegiatan di wilayah, yang telah mengikis kepercayaan dan keyakinan, meningkatkan ketegangan dan dapat merusak perdamaian, keamanan dan stabilitas di wilayah," kata pernyataan bersama ASEAN.
Sementara itu, dalam pernyataan terpisah, China dan ASEAN menegaskan kembali komitmen untuk kebebasan navigasi di Laut China Selatan, dan mengatakan akan menahan diri dari kegiatan yang akan mempersulit atau meningkatkan persengketaan.