Presiden Kolombia Raih Nobel Perdamaian 2016

Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos
Sumber :
  • elespectador.com

VIVA.co.id – Komite Nobel Norwegia memutuskan pemenang penghargaan Nobel Perdamaian 2016 untuk Presiden Kolombia Juan Manual Santos. Pria kelahiran Bogota pada 1951 itu mendapatkan penghargaan itu atas upayanya membawa perdamaian negerinya yang selama lebih dari 50 tahun dilanda perang saudara yang dilaporkan telah memakan korban jiwa setidaknya 220 ribu dan hampir enam juta jiwa menjadi pengungsi.

"Penghargaan ini juga harus dilihat sebagai penghargaan kepada orang-orang Kolombia yang, meskipun menderita dan terdzalimi, tak kehilangan harapan untuk mewujudkan perdamaian," kata Ketua Komite Nobel Norwegia, Kaci Kullmann Five dalam siaran persnya, Kamis 7 Oktober 2016.

Kaci Kullman menjelaskan, Presiden Santos memprakarsai perundingan yang memuncak dalam kesepakatan damai antara pemerintah Kolombia dan gerilyawan FARC. Santos dinilai konsisten berupaya mempercepat proses perdamaian. Menyadari kesepakatan itu kontroversial, Santos kemudian meminta pendapat rakyat Kolombia dengan menggelar referendum.

Hasilnya tak seperti yang diharapkan Presiden Santos. Suara yang tak menginginkan kesepakatan damai itu unggul. Hasil itu membuat ketidakpastian besar: kesepakatan damai tak tercipta, perang sipil membara. Namun demikian, Presiden Santos dinilai terus mengupayakan perdamaian dengan menjaga dan meminta gerilyawan FARC menghormati gencatan senjata.

"Fakta bahwa mayoritas pemilih mengatakan tidak untuk kesepakatan damai tidak berarti bahwa proses perdamaian sudah mati. Referendum itu bukan suara untuk atau anti terhadap perdamaian. Pendukung opsi "NO" bukanlah menolak perdamaian, namun menolak hanya menolak perjanjian damai itu secara spesifik," kata Kaci Kullman.

Komite Nobel Norwegia menekankan pentingnya fakta bahwa Presiden Santos kini mengundang semua pihak untuk berpartisipasi dalam dialog nasional berbasis luas yang bertujuan untuk memajukan proses perdamaian. Bahkan mereka yang menentang perjanjian damai menyambut dialog tersebut.

"Komite Nobel berharap bahwa semua pihak akan mengambil bagian mereka dari tanggung jawab dan berpartisipasi secara konstruktif dalam pembicaraan damai yang akan datang," ujar Kaci.

Komite berharap, dengan pemberian Nobel Perdamaian tahun ini kepada Presiden Juan Manuel Santos, semua orang terdorong untuk berusaha mewujudkan perdamaian, rekonsiliasi, dan keadilan di Kolombia.

Perang saudara di Kolombia dipandang sebagai salah satu perang saudara terpanjang di zaman modern dan konflik bersenjata yang tersisa satu-satunya di Amerika.

"Usahanya untuk mempromosikan perdamaian sehingga memenuhi kriteria dan semangat kehendak Alfred Nobel," kata Kaci.