Festival Film HAM Korea Utara Digelar di Jakarta

Salah satu adegan dalam film mengenai Korea Utara.
Sumber :
  • Viva.co.id/Dinia Adrianjara

VIVA.co.id – Penyiksaan dan pelecehan yang diduga kerap terjadi di Korea Utara masih menjadi perhatian dunia internasional.  North Korean Democracy and Human Rights (NKnet) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Korea Selatan, menggelar Festival Internasional Film HAM Korea Utara.

Festival film hak asasi manusia yang pertama kalinya digelar di Indonesia ini merupakan suatu bentuk karya visual yang dibuat untuk meningkatkan solidaritas dan mengakhiri kekerasan HAM yang belakangan terjadi di Pyongyang, Korea Utara. Kegiatan yang digelar selama tiga hari ini akan mendemonstrasikan situasi HAM di Korut, yang telah digambarkan dalam beberapa film dokumenter.

"Festival film HAM ini adalah sesuatu yang sangat penting, agar kita tahu bagaimana keadaan sebenarnya yang terjadi di Korea Utara. Bagaimana kebutuhan dasar seorang manusia begitu dibatasi di sana. Melalui festival ini, kita harus meningkatkan kesadaran, berani bertindak dan bereaksi," kata Duta Besar Korea Selatan, Cho Tai-young di Jakarta, Senin, 28 November 2016.

Dubes Cho mengatakan, sebagai "saudara" dengan Korea Utara, pemerintah dan masyarakat Korea Selatan sangat prihatin dengan keberadaan dan kehidupan masyarakat di Pyongyang. Untuk itu, perlu dipelajari dan diketahui informasi secara jelas mengenai situasi hak asasi manusia di Korea Utara.

"Melalui film dokumenter berjudul Under the Sun ini kita akan melihat bagaimana kehidupan masyarakat Korea Utara. Karena itu, memahami dan memperhatikan kehidupan sosial di Pyongyang akan menjadi sesuatu yang sangat penting," ujarnya.

Seperti diketahui menurut laporan PBB, Korea Utara telah melakukan banyak kekejaman seperti dalam kamp-kamp penahanan, diantaranya berupa tindak pemerkosaan, pembunuhan bayi, penyiksaan dan menimbulkan kelaparan secara sengaja.

Sebagian besar kamp di Korut diperkirakan menahan 120.000 tahanan yang diyakini sebagai tahanan politik, yang kebanyakan dijebloskan ke penjara hanya karena mengkritik rezim.