Trump Jadi Presiden, Diplomat Senior AS Ramai-ramai Mundur

Presiden baru AS, Donald Trump, bersiap tanda tangan sejumlah dokumen resmi tak lama setelah dilantik, 20 Januari 2017.
Sumber :
  • REUTERS/Jonathan Ernst

VIVA.co.id – Sejumlah diplomat papan atas AS dari jajaran senior manajemen Kementerian Luar Negeri memutuskan untuk meninggalkan posisi mereka. Keputusan diambil hanya seminggu setelah Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS.

Kepergian mereka dipastikan menjadi tekanan kuat bagi calon Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, yang saat ini masih menunggu persetujuan dari Senat, untuk mengisi posisi penting yang harus tetap berjalan tersebut.

Mereka yang memutuskan adalah tim yang selama ini menjalankan operasional kantor perwakilan asing, termasuk Wakil Manajemen Patrick Kennedy, dua Asisten Sekretaris Joyce Barr dan Michele Bond, dan Gentry Smith. Keempat orang ini akhirna bergabung dengan sejumlah petinggi lain di Kementerian Luar Negeri yang memutuskan mundur dari posisi mereka. Namun keempatnya masih  terikat perjanjia dengan waktu terbatas, untuk tetap menjalankan tugas standar selama masa transisi.

Keempat orang ini adalah pejabat karir yang telah bertahun-tahun menangani departemen dan Kantor Perwakilan Asing, dan kini mereka memilih pergi. "Ini adalah satu-satunya departemen yang secara simultan melekat dalam ingatan setiap orang, dan sangat sulit mencari pengganti mereka," ujar David Wade, seorang Kepala Staf mantan Menteri Luar Negeri John Kerry, kepada Washington Post yang dikutip oleh BBC, Jumat, 27 Januari 2017.

Sangat tidak biasa seorang pejabat senior tetap tinggal sementara di posisinya dalam proses transisi ke pejabat yang baru, atau diberikan pekerjaan lain di departemen yang sama. Namun, kuat tercium, Tillerson akan datang dengan tim yang baru. Meski tak ada satupun dari mereka yang mengundurkan diri dinilai memiliki hubungan dengan sikap dan posisi ortodox Trump dalam hal isu kebijakan luar negeri.

Sebagian besar mereka yang pensiun, bahkan sudah menghabiskan karirnya selama 40 tahun dalam urusan luar negeri. "Sejujurnya, kemana lagi anda akan pergi jika sudah menjadi asisten atau wakil menteri?" ujar seorang pejabat senior AS, seperti dikutip dari BBC.

The American Foreign Service Association, yang mewakili hak-hak pekerja dari pekerja layanan luar negeri AS mengatakan, tak ada yang tak biasa dalam urusan rotasi atau pensiun saat ada perubahan administrasi. Tapi melalui pernyataan tertulis ia menyampaikan, "tampaknya akan terjadi pergantian besar dalam waktu yang singkat."

"Keahlian sangat dibutuhkan dalam posisi yang sangat langka dalam jajaran Kementerian Luar Negeri ini," ujarnya menambahkan.  "Kami berharap Menlu yang baru tak menemukan kesulitan untuk menemukan orang yang tepat di kementerian ini untuk mengisi posisi pemimpin dalam tim ini," katanya menambahkan. (ren)