Malaysia Ingin Melayu Jadi Bahasa Pengantar Utama di ASEAN

Ilustrasi Bendera Negara ASEAN.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay'

VIVA.co.id – Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak mengusulkan agar bahasa Melayu atau Malay menjadi bahasa resmi bagi komunitas ASEAN yang akan diresmikan pada tahun 2050 mendatang.

Berbagai variasi bahasa Melayu yang dipakai oleh sekitar 290 juta orang merupakan bahasa resmi di empat dari sepuluh negara anggota ASEAN. Di antaranya Malaysia, Indonesia, Singapura dan Brunei Darussalam. Selain itu, ada juga komunitas besar penutur bahasa Melayu di Thailand selatan.

"Menuju tahun 2050, saya ingin melihat bahasa Melayu menjadi bahasa utama dan resmi di Kawasan ASEAN, serta sebuah lingua teratas di tingkat global," kata Najib, seperti diberitakan Asian Correspondent, Jumat 28 Juli 2017.

Saat ini, lingua dari sebagian besar negara ASEAN adalah bahasa Inggris sementara ada sepuluh bahasa resmi dari negara-negara anggota antara lain Burma, Filipina, bahasa Indonesia, Khmer, Lao, Melayu, Mandarin, Tamil, Thailand dan Vietnam.

"Sebagai negara multiras, bahasa Melayu digunakan untuk menyatukan masyarakat, memastikan adanya kedamaian dan harmoni," ujarnya menambahkan.

"Penguasaan bahasa Melayu di kalangan orang Malaysia juga dilakukan dengan cara yang terencana dan inklusif. Sementara pada saat yang sama bahasa lain seperti bahasa Inggris juga digunakan," ujarnya menjelaskan.

Bahasa Inggris adalah bahasa yang diakui secara resmi di Malaysia. Sementara pemerintah negara itu juga baru-baru ini mewajibkan mahasiswa di kelas-kelas internasional untuk belajar bahasa Malaysia saat belajar di negara itu.

Varian bahasa China termasuk bahasa Kanton, Mandarin dan Hakka juga digunakan oleh penduduk China di Malaysia. Sementara sebagian besar etnis India berbahasa Tamil. (mus)