Spanyol Tangkap Dua Tokoh Kemerdekaan Catalunya
- REUTERS/Gonzalo Fuentes
VIVA.co.id – Aksi Catalunya untuk membebaskan diri dari Spanyol terjegal. Pemerintah Spanyol menangkap dua tokoh kemerdekaan Catalunya. Kedua tokoh itu ditahan tanpa hak bebas dengan jaminan.
Penangkapan dan penahanan atas Jordi Sanchez, pemimpin Majelis Nasional Katalan (ANC) dan Jordi Cuixart, pemimpin Omnium Cultural, dilakukan atas perintah seorang hakim. Spanyol menganggap kedua orang tersebut berpengaruh besar dalam penyelenggaraan referendum kemerdekaan 1 Oktober lalu.
Sebelum datang ke pengadilan, Cuixart membuat rekaman video yang ditayangkan melalui twitter setelah ia ditahan. Melalui video tersebut Cuixart meminta para pendukung kemerdekaan Catalunya "untuk tidak pernah kehilangan harapan karena rakyat Catalunya telah mendapat buah atas perjuangan tentang masa depan mereka."
Cuixart dan Sánchez juga dituduh mendorong pengunjuk rasa untuk menghalangi para pejabat agar tidak memasuki kantor pemerintah Catalunya pada tanggal 20 dan 21 September.
Hasil referendum mengungkapkan kemenangan untuk kemerdekaan Catalunya. Namun referendum itu berujung kekerasan dari polisi yang mengamankan prosesnya. Pemerintah pusat Spanyol di Madrid menganggap referendum itu ilegal.
Diberitakan oleh BBC, 17 Oktober 2017, setelah referendum, kepala pemerintahan Catalunya, Carles Puigdemont, menandatangani sebuah deklarasi kemerdekaan. Namun pelaksanaan deklarasi masih tertunda untuk menjajaki kemungkinan perundingan. Puigdemont meminta ada perundingan dalam dua bulan ke depan.
Pemerintah Spanyol juga memperingatkan Catalunya untuk mencabut deklarasi tersebut. Jika tidak, Spanyol akan mengambil alih Catalunya. Selama ini Catalunya menikmati otonomi penuh, dan diperintah langsung oleh pemerintah pusat.
Penahanan Sanchez dan Cuixart membuat ketegangan politik antara Catalunya dan Spanyol kembali meningkat. Kalangan pro-kemerdekaan menyerukan demonstrasi lebih lanjut agar kedua tokoh tersebut dibebaskan. (one)