Masjid Sunda Kelapa Bantah Terkait Aksi Protes Hasil Pemilu di Bawaslu

Sekretaris Dewan Pengurus masjid, Ismed Hasan Putro.
Sumber :
  • Reza Fajri/VIVA.co.id.

VIVA – Pihak Masjid Sunda Kelapa membantah ada kaitan dengan massa aksi di depan Gedung Bawaslu. Hal itu merespons isu yang berkembang bahwa masjid ini menjadi tempat berkumpul massa dari luar daerah.

"Wacana di publik, Masjid Sunda Kelapa jadi basis dan pertemuan massa," kata Sekretaris Dewan Pengurus masjid, Ismed Hasan Putro di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat 24 Mei 2019.

"Insya Allah saya tegaskan tidak ada kaitannya," ucap dia.

Dia menegaskan bahwa ini adalah masjid milik pemerintah, dengan pengurus yang diangkat oleh pemerintah daerah DKI Jakarta. Sehingga, menurutnya tak mungkin punya niatan mengganggu jalannya pemerintahan.

"Tidak ada hal-hal yang sifatnya ganggu kestabilan pemerintah. Pengurus masjid fungsinya sebagai pelayan umat, karena di sini rumah Allah. Siapa pun harus dilayani," ujar Ismed.

Ismed mencontohkan saat aksi 411 atau 212, masjid ini juga sempat disinggahi oleh orang-orang yang ikut aksi. Masjid juga tidak bisa memonitor satu per satu niat orang yang datang ke masjid ini.

"Kami sebagai pelayan selalu kasih yang terbaik. Di Ramadan ini bahkan kami kasih fasilitas buka puasa dan sahur. 15 tahun terakhir ini sediakan buka dan sahur 2.500-3.000 kotak per hari," kata dia.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya membeberkan 257 orang tersangka aksi kerusuhan 22 Mei bukan berasal dari warga DKI. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan mereka sempat berkumpul di Masjid Sunda Kelapa.

"Para tersangka ini yang disuruh itu berasal dari luar Jakarta. (Rata-rata) dari Jabar. Mereka kemudian datang ke Sunda Kelapa dan bertemu dengan beberapa orang di sana (Sunda Kelapa)," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Rabu, 22 Mei 2019.