Lahan Depo MRT Fase 2 Tak Kunjung Jelas, Heru Budi: Gubernur 2024 Aja yang Mikirin

Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono memberikan keterangan kepada media di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA/Luthfia Miranda Putri

Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku hingga saat ini penempatan lahan depo MRT fase 2 sebagai lokasi stasiun terakhir di sisi utara tidak jelas.

Heru merasa penetapan lokasi depo MRT Fase 2 tidak harus diputuskan segera pada masa kepemimpinannya. Pasalnya, saat ini pengerjaan fase 2 masih fokus pada konstruksi stasiun-stasiun baru yang tersambung dari stasiun Bundaran HI.

"(Lokasi depo MRT Fase 2) biar Gubernur (DKI) 2024 aja yang mikirin," ujar Heru kepada wartawan di Gedung DPRD DKI Jakarta, dikutip Selasa, 25 Juli 2023.

Ilustrasi proyek MRT.

Photo :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

Heru menyebut pihaknya hanya akan menetapkan lokasi depo MRT yang berstatus sementara, sampai akhirnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berhasil mendapatkan lahan untuk membangun depo MRT fase 2.

"Depo kita manfaatkan lebih efisien. Jadi, sementara waktu deponya itu minimalis, lah. Kan, masih di bawah tanah. Jadi, kita hitung dari sisi pembiayaan, depo itu masih sementara waktu. Tidak seperti depo yang lain," kata dia.

Sebagai informasi, pengerjaan fase 2A MRT Jakarta memiliki tujuh stasiun bawah tanah, yakni Stasiun Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Kota. Sementara, fase 2B dilanjutkan dengan pengerjaan dua stasiun yakni Mangga Dua, Ancol, serta satu depo.

Semula, depo MRT fase 2 direncanakan akan ditempatkan di Kampung Bandan, Jakarta Utara. Namun, ternyata PT KAI sebagai pemilik lahan juga berencana untuk menggunakannya bersama pihak ketiga.

Namun, muncul opsi baru penempatan depo MRT di Ancol Barat, tetapi, MRT juga belum bisa mendapatkan lahan tersebut untuk dibangun depo.

Kendalanya, hak guna bangunannya (HGB) sebagian lahan di Ancol Barat masih menjadi milik perusahaan asal Jepang, PT Asahimas Flat Glass, meski hak pemanfaatan lahan (HPL) tanahnya milik Pemprov DKI atas nama BUMD PT Pembangunan Jaya Ancol.

Ada 7 wilayah HGB yang dikontrakkan kepada PT Asahimas dan 3 HGB lainnya milik BUMD DKI yakni PT Jakpro. Tenggat masa habis HGB Asahimas bervariasi. HGB paling cepat berakhir tahun 2022 dan paling lama berakhir 2029.

Kemudian, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan, sampai saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI masih melakukan kajian terhadap lahan depo moda raya terpadu (MRT) Fase II. Kajian yang dilakukan pihaknya akan selesai dalam waktu dekat.

"Depo MRT belum ada keputusan. Kami masih terus melakukan kajian. Kita harapkan dalam dua minggu terakhir, bulan Juli nanti kita sudah ada hasil final kajiannya yang komprehensif," ujar Syafrin kepada wartawan, dikutip Jumat, 30 Juni 2023.

Syafrin menjelaskan, kajian yang dilakukan ini berkaitan dengan mitigasi terhadap bencana. Sementara untuk lokasi depo, Pemprov DKI memiliki beberapa opsi. 

Adapun lokasi depo, lanjut dia, kajian yang dilakukan baik dari sisi teknis, administrasi hingga kendala lingkungan sekitar. Hal tersebut dilakukan agar nantinya bisa menunjang kerja operasional dari MRT.