"Jika Benar, NII Tidak Akan Neko-neko"

Bendera NII ( Negara Islam Indonesia )
Sumber :

VIVAnews - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Triwisaksana meminta kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia untuk segera bertindak agar aksi kelompok Negara Islam Indonesia tidak bisa berkembang dalam memperluas anggotanya.

Menurut Triwisaksana, ada dua aspek untuk meredam kegiatan tersebut. Di antaranya aspek penyadaran melalui badan dakwah-dakwah yang ada di lingkungan dan tentunya aspek penyadaran oleh orangtua. "Sebab, kebanyakan sasaran kelompok ini adalah remaja yang notabene masih dalam usia rentan  dalam menentukan pilihannya," katanya di Jakarta, Kamis 28 April 2011.

Selain itu juga, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menghindari keterlibatan anaknya masuk dalam kelompok tersebut serta harus memberikan penerangan kepada anak tentang ajaran Islam yang benar. "Selain orangtua, pemerintah juga harus peduli," tandasnya.

Triwisaksana yang juga politisi Partai Keadilan Sejahtera ini mengatakan, PKS siap membatu jika partainya diminta untuk memberikan pemahaman Islam yang tidak menyimpang. "Dengan senang hati, karena selama ini memang Islam yang kami sampaikan adalah Islam moderat," katanya.

Sementara itu, menurut Kepala Biro Pendidikan Mental Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Marullah menghimbau kepada warga untuk selalu waspada terhadap aliran agama yang beredar. "Sebab kalau aliran itu core-nya adalah benar agama yang sesungguhnya pasti tidak pernah neko-neko. Tapi kalau sudah neko-neko itu itu pasti tujuannya sudah beda," katanya.

Menurut Marullah, anak-anak yang menjadi korban sasaran kelompok NII dikarenakan pengetahuan anak tentang agama masih sedikit, dengan demikian hasrat ingin mengetahui perbedaan sangatlah besar. "Maka itu tugas kitalah membentengi mereka," tambah Marullah.

Dirinya berharap kepada pemerintah untuk segera menyelesaikan. Sebab dampak yang terjadi sangatlah besar yakni keberlangsungan berbangsa dan bernegara. Marulla juga menjelaskan, perjuangan bangsa sudah selesai untuk mendirikan bangsa dan tidak dengan cara yang radikal. "Tapi dibangun bersama-sama. Yang harus kita lakukan adalah pengayaan agama tetapi bukan itu merusak suatu tananan yang merusak mental bangsa," pungkasnya. (adi)