"Hanya Penumpang Temporer yang Bingung"

Uji Coba Kereta KRL Commuter Line
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Setelah tiga hari mengoperasiokan pola operasi tunggal KRL Jabodetabek, pengelola kereta api yakin masyarakat pengguna sudah  terbiasa dengan perubahan sistem pemberangkatan yang baru.

"Kalau pun masih ada yang bingung, biasanya mereka merupakan penumpang yang temporer saja," kata Wakil Kepala Stasiun Bekasi, Dwi Effendi, di Bekasi, Senin 4 Juli 2011

Sebagaimana diketahui, dengan berlakunya operasi tunggal, maka PT KAI hanya menjalankan KRL Ekonomi dan Commuter Line, yang semuanya berhenti di setiap stasiun.

Menurut Dwi, pada pengoperasian sistem Commuter Line hari ini yang bertepatan dengan hari kerja, calon penumpang yang menuju arah Jakarta melonjak 50 persen lebih banyak dari hari libur.

"Pada pemberangkatan pertama hari ini pukul 05.15 WIB, berjalan lancar. Antrian penumpang pun wajar seperti antrian biasanya rata-rata empat sampai 10 orang di enam loket yang tersedia," ujarnya.

Pengelola stasiun Bekasi ini mengakui memang masih terjadi keterlambatan pemberangkatan kereta sejak pengoperasian perdana Commuter Line pada 2 Juli 2011 lalu. Rata-rata keterlambatannya 10 hingga 15 menit. Kondisi itu terjadi karena perputaran kereta menuju Bekasi dan antrian penumpang.

Dwi berkilah, perputaran kereta di Stasiun Manggarai merupakan hal yang wajar. Alasannya, lokasi tersebut merupakan titik persinggungan kereta dari berbagai tujuan misalnya dari arah Bogor, Sudirman, Jati Negara dan Bekasi.

"Sehingga terjadi antrian pemberangkatan kereta di lokasi itu. Faktor lainnya, adalah antrian penumpang di setiap stasiun," katanya.

Salah seorang penumpang, Cahyo (41), mengaku telah memahami perubahan sistem jadwal dari kereta Eksekutif ke Commuter Line berdasarkan pemberitaan melalui media massa dan sejumlah brosur yang disebar petugas statsiun.

"Mau tidak mau saya memang harus merubah kebiasaan saya dengan berangkat kerja 20 menit lebih awal ke statsiun," kata pegawai swasta di kawasan Jakarta Selatan itu.

Penumpang lainnya, Aneu Rusdiana (25), berharap agar PT KAI segera menyelesaikan proses pencetakan tiket Commuter Line sesuai dengan tarif pemberangkatan yang tertera.

Masalahnya, ujar Aneu, sampai saat ini pengelola stasiun masih memasang nominal harga yang tertera di tiket sebesar Rp8.000. "Meski saya bayar dengan harga yang sah yakni Rp6.500, namun hal itu bisa rawan penipuan oleh oknum petugas tiket," ucapnya.

Sementara untuk pengamanan kereta KRL Comuter Line, Wakil Kepala Stasiun Bekasi Dwi Effendi menjamin setiap satu kereta akan dijaga sekitar 20 petugas polisi dari Polresta Bekasi.

"Polisi akan mengawal perjalanan dari Bekasi sampai Stasiun Kota. Kalau sudah sampai Stasiun Bekasi lagi, ada sekitar 10 satpam yang akan membantu pengamanan," ujarnya.

Pengawalan oleh petugas polisi berseragam itu dilakukan dalam rangka untuk mengantisipasi gangguan keamanan terkait keberadaan KRL Comuter Line. "Polisi hanya akan berjaga-jaga pada saat ujicoba awal tanggal 29 Juni sampai tanggal 9 Juni 2011," pungkasnya.

(Laporan: Erik Hamzah|Bekasi)