Ketika Guru dari Negeri Kanguru Berbagi Ilmu

Rob Higgins
Sumber :

VIVAnews - Ada yang lain ketika kita melihat kegiatan belajar mengajar yang berlangsung pada hari ini di SDN Pondok Labu di Jalan Margasatwa Komplek Timah Pondok Labu, Jakarta Selatan. Para siswa SD rintisan Sekolah bertaraf Internasional ini kedatangan seorang guru asal Australia yang bernama, Rob Higgins. Kedatangan Higgins ke SDN Pondok Labu 11 ini tidak sendiri, Ia juga didampingi oleh seorang lagi guru Australia, Irene Beasley yang juga mengajar di tempat yang sama. 

Kedatangan Higgins dan Beasley ini merupakan bagian dari proyek yang dilakukan oleh Building Relationships Through Intercultural Dialogue and Growing Engagement (BRIDGE), yang merupakan suatu proyek yang dilaksanakan oleh Australia-Indonesia Institute (All) yang didukung oleh pemerintah Australia melalui AusAID. 

Menurut project manager BRIDGE Indonesia, Donny Jatisambogo, tujuan dari Proyek BRIDGE adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman antara Australia dan Indonesia, melalui kemitraan antar sekolah yang menghubungkan guru-guru dan murid-murid di kedua negara. 

Donny mengatakan, salah satu unsur penting proyek BRIDGE ini adalah program kunjungan guru-guru Indonesia. Dimana guru-guru Indonesia bisa dari sekolah-sekolah peserta menghabiskan waktu di sekolah- sekolah Australia dan tinggal bersama tuan rumah Australia mereka. "Atau sebaliknya, guru asal Australia mengajar di sekolah-sekolah di Indonesia, seperti Rob Higgins dan Irene yang mengajar di SDN 11 Pondok Labu ini," ujar Donny.

BRIDGE berjalan dalam beragam tingkat untuk meningkatkan kemampuan guru, mengembangkan kesadaran dan memfasilitasi pengembangan hubungan antar murid dan guru. Dan yang menentukan adalah pentingnya penekanan pada komunikasi tatap muka dan pendekatan langsung pada pembelajaran antar budaya.

Proyek yang mendapatkan dukungan dana penuh dari The Myer Foundation dan pemerintah Australia melalui AusAID ini melibatkan 96 pendidik sekolaj dari Australia dan 91 pendidik sekolah dari Indonesia. "Kemudian 46 sekolah Australia dan 47 sekolah Indonesia dari wilayah Jawa Barat, Jatim, Jateng, Yogyakarta, bahkan sampai ke Kalimantan," ujar Donny. 

Rob Higgins, Guru BRIDGE yang mengajar di SDN 11 Pondok Labu mengaku senang dan bahagia bisa mengajar di SDN Pondok Labu 11 ini. Ia mengaku mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dapat mengajar disana. "Saya beruntung bisa mengajar di SDN disini, mereka murid- murid yang cerdas, dan selalu ingin mengetahui banyak hal," ujar Higgins yang juga menjabat sebagai kepala sekolah di Leongatha Primary School (LPS), Victoria, Australia.

"Mereka cerdas, punya kegiatan tari nyayi, akademik bagus, mereka tidak hebat bidang akademik saja, pelajar disni juga lebih sopan"

Salah satu guru SDN 11 yang pada 2010 dan 2011 mengikuti proyek BRIDGE, Noor Endah Tjahjaningtias juga mengatakan bahwa, proyek yang dimulai sejak tahun 2008 ini sangat Ia rasakan manfaatnya, terutama dalam meningkatkan kemampuan dalam mengajar. "Peningkatan dalam skill bahasa Inggris dan tentunya meningkatkan kemampuan dalam mendukung implementasi pembelajaran kolaboratif berbasis Internet," ujar Noor.  

Ia juga mengatakan, kunjungannya selama 3 minggu di Australia menambah pemahamannya yang lebih baik atas kebudayaan Australia dan Interaksi antara guru dan murid di negeri Kangguru tersebut. "Selama tiga minggu itu saya banyak belajar mengenai kebudayaan, sejarah dan attitude murid dengan guru dsana," ujar Noor.

Noor juga mengatakan, selain memperoleh kesempatan untuk menambah ilmu keguruannya di Australia, Ia juga berkesempatan untuk menghilangkan pandangan klise tentang orang Indonesia, Islam dan menjelaskan kesalahpahaman tentang Australia. "Sebagai muslim saya meluruskan bagaimana sih Islam itu, apalagi pasca bom Bali, banyak perspektif miring tentang Islam," ujar Noor yang mengaku semua pembiayaan selam 3 minggu di Australia di tanggung oleh BRIDGE.

Kepala Sekolah SDN 11 Pondok Labu, Wasiman yang menjadi bagian dari proyek BRIDGE menyambut positif proyek BRIDGE yang mendatangkan dua orang guru asal Australia ke sekolah yang Ia pimpin. "Kami sangat senang dengan adanya proyek ini, anak- anak kami jadi mempunyai pandangan yang lebih luas, mereka jadi mengenal budaya dari negara lain dengan bernteraksi dengan guru dari luar negeri," ujar Wasiman.

Ia berharap, program-program seperti yang dilakukan oleh BRIDGE ini dapat terus dilakukan, dikarenakan selain menguntungkan antara sekolah di Australia dan di Indonesia juga dapat makin mempererat hubungan kerjasama antara Australia dan Indonesia dalam bidang pendidikan. "Konektivitas ini perlu di jalin terus untuk memperoleh strategi pembelajaran, dan saling share antara guru di kedua negara, kami harap pengalaman ini akan membuat murid kami berwawasan seterbuka mungkin," ujar Wasiman. (adi)