Sofyan Hadi, Teknisi KRL yang Tewas Bercita-cita Jadi Masinis

Asisten masinis KRL, Sofyan Hadi bersama kekasihnya
Sumber :
  • Erik Hamzah/VIVAnews

VIVAnews - Suasana duka menyelimuti rumah almarhum Sofyan Hadi (21 tahun) di Jalan RA Kartini, Gang Mawar III RT 2/RW 2, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Sofyan merupakan petugas pelayanan KRL pada kereta commuter line yang mengalami kecelakaan tragis di Bintaro, Jakarta Selatan. Saat kejadian, Sofyan yang juga bekerja sebagai teknisi di commuter line, berada di ruang masinis.

Amelia (40 tahun), ibunda korban, hingga kini masih sangat terpukul atas kejadian yang menimpa putra kesayangannya itu. Sofyan merupakan anak bungsu dari 4 bersaudara. Dia satu-satunya anak laki-laki.

Sofyan saat ditemukan sudah tewas dengan kondisi luka bakar. Usai diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA, jenazah Sofyan akan dikebumikan pada Selasa pagi.

Cita-cita Jadi Masinis
Almarhum Sofyan Hadi, oleh keluarga dikenal sebagai pribadi yang ulet, rajin, dan patuh kepada orangtua. Sejak menamatkan pendidikan di SMK Karya Guna 1, di Duren Jaya, Bekasi Timur, Sofyan sudah bercita-cita bekerja sebagai pengemudi kereta alias masinis.

Keinginan Sofyan itu sempat diutarakan kepada sang kakak, Yanti (26 tahun).

"Dia lulus sekolah tahun 2011, tiga kali tes di kereta gagal terus. Sampai akhirnya dia diterima jadi teknisi pada Oktober 2013. Dia sempat girang banget, karena ini jalan dia mewujudkan cita-cita menjadi masinis," cerita Yanti, berurai air mata.

"Dia sempat kerja di pabrik sebagai batu loncatan. Sampai akhirnya ditelepon dapat panggilan, terus diterima di KAI, dia keluar dari tempat kerjanya terdahulu," sambungnya.

Sofyan berangkat dari rumah sejak Minggu siang lalu. Sejak bekerja di commuter line, Sofyan sering tinggal di mess PT KAI di Serpong, Tangerang, Banten.

Yanti mengatakan, komunikasi terakhir sebelum kejadian, Sofyan sempat minta dijemput oleh ayahnya Ade Rukhim. Sofyan sering pulang ke rumah kalau dapat shift III (malam).

"Dia sms minta dijemput di Stasiun Bekasi," kata Yanti.

Keluarga tidak punya firasat apa pun sebelum kepergian korban. Namun, sebelum berangkat kerja, sang adik, kata Yanti, memakai jaket baru berwarna merah.

"Saya sempat ngejek dia, gaya amat lu pakai jaket baru. Jaket boleh ngutang aja," katanya.

"Tapi, dia kelihatan keren pakai jaket itu. Dia sama kakak-kakanya dikenal manja," lanjutnya.

Sofyan, sejak lulus sekolah dan bekerja, selalu rajin menabung. Uang itu, Yanti melanjutkan, akan digunakannya untuk menikahi gadis pujaan hati yang sudah dipacarinya sejak SMP.

"Dia bilang mau nikahin pacarnya. Makanya rajin menabung. Uang itu, katanya, juga buat naikin haji kedua orangtuanya," katanya.

Kabar meninggalnya Sofyan pertama kali diketahui melalui running text di televisi. Setelah mencoba menghubungi kantornya, ternyata informasi itu benar. "Ayah saya langsung berangkat ke rumah sakit," kata Yanti.

Kini, di rumah korban yang bercat biru muda, sudah berdiri tenda untuk menyambut tamu yang hendak melayat. Rekan korban, kerabat korban, dan para tetangga tampak membacakan Surat Yasin untuk mendoakan almarhum. (art)