Pendiri Wikileaks Muncul di Amerika?

Pendiri Wikileaks, Julian Assange
Sumber :

VIVAnews - Julian Assange, pendiri Wikileaks yang sedang menjadi buruan Amerika memberanikan diri muncul di hadapan publik di negara tersebut. Dalam bentuk hologram, Assange menampakkan diri.

Pria berambut putih itu sejatinya masih terkurung di kedutaan Ekuador dalam upaya mencari suaka. Dia bisa tampil di depan banyak peserta Project Nantucket 2014 berkat bantuan teknologi hologram.

Project Nantucker merupakan konferensi tahunan yang telah diadakan selama 3 tahun belakangan. Di sini para peserta dikumpulkan untuk bertukar pikiran dan inovasi.

Dalam kesempatan itu, Assange didapuk untuk berbicara mengenai sensor, kontrol dan manipulasi sejarah. Assange bersama dengan pembuat film, Eugene Jarecki berbagi pikiran terkait pentingnya riset dan akses informasi gratis, berikut juga dengan resiko dari sensor.

"Sebagai periset, saya sangat menyadari dengan apa yang disebut banyak orang sebagai 'Kebutaan' Google, yang artinya, segala informasi yang tidak anda temukan di internet maka tidak ada di dunia nyata," kata Assange seperti dikutip melalui RT.com, Senin 29 September 2014.

Dalam dunia digital, kata Assange, setiap orang tidak bisa menghapus sejarah dengan mudah. Bahkan dia mengutip tulisan berbunyi: 'Dia yang bisa mengendalikan masa kini, bisa mengendalikan masa lalu. Dia yang bisa mengendalikan amsa lalu, bisa mengendalikan masa depan'.

"Kesimpulan yang bisa saya ambil, cara terbaik untuk berubah adalah dengan aksi. Ketika peradaban berjalan dengan baik, ini memberikan komitmen kepada kita untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Untuk bisa seperti itu, kita harus memiliki kemampuan untuk saling belajar, dan belajar dari masa lalu. Bagaimana mereka bertindak di masa lalu. Ide bisa bagus jika masukannya juga baik," kata Assange.

Assange dan Jarecki mengakhiri percakapan mereka dengan 'tos'.

Dalam tulisannya di The Guardian, Jarecki mengatakan jika saat ini banyak cerita yang melibatkan penguasa melawan pemberontak.

"Namun dalam kasus ini, Assange dan beberapa lainnya, seperti Edward Snowden, Chelsea Manning dan Aaron Swartz, melihat diri mereka sendiri sebagai pemberontak yang nyata, berupaya untuk melawan kekuasaan aliansi global milik pemerintah negara-negara dunia," tulis Jarecki.