Enam Kejanggalan Surat Wasiat Akseyna

Analisa tulisan tangan Akseyna di surat wasiatnya pada 14 April 2015.
Sumber :
  • Handwriting Analyst @deborahdewi
VIVA.co.id - Grafolog dari American Handwriting Analysis, Deborah Dewi, memposting analisanya tentang surat wasiat yang menjadi misteri kematian mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori (18), beberapa pekan lalu. Dia ditemukan mati mengambang di danau dekat Balairung UI.

Berdasarkan analisanya, Dewi menduga ada kejanggalan antara tulisan tangan Akseyna Ahad Dori yang ditemukan pada surat wasiatnya, dan tulisan asli Akseyna pada kesempatan yang lain. Dari perbedaan tersebut, dia menduga Akseyna bukan tewas akibat bunuh diri.

Berikut kejanggalan-kejanggalan surat wasiat kematian Akseyna yang dianalisa oleh Deborah Dewi.

Kejanggalan pertama, yaitu kemiringan di tiap huruf pertama dari sebuah kata yang cenderung berbeda. Dia menganalisis tulisan tangan asli Akseyna selalu menggunakan huruf miring secara konsisten pada huruf pertama di setiap kata.

Namun, ternyata di surat wasiat, tulisan miring di huruf pertama dari tiap kata tak konsisten. Bahkan salah satu kata, 'for' yang digunakan sebanyak tiga kali dalam surat wasiat, kelihatan huruf 'f' nya memiliki kemiringan yang berbeda-beda.

Kata for pertama huruf 'f' nya tak miring. Sedangkan kata for kedua huruf 'f' itu berubah miring.

Kemudian kejanggalan kedua menurut Deborah Dewi adalah penggunaan spasi yang berbeda antara tulisan di surat wasiat dan tulisan tangan asli Akseyna. Spasi di surat wasiat tampak lebar, sedangkan spasi di tulisan asli Akseyna lebih sempit.

Lalu kejanggalan ketiga adalah perbedaan jarak dari kata yang mengandung huruf berbuntut. Dalam tulisan aslinya, sebuah kata yang mengandung huruf berbuntut berjarak empat garis sejajar antara huruf besar di paling depan kata dengan sebuah huruf yang berbuntut di kata tersebut.

Tapi ternyata di surat wasiat, garis itu jadi tidak sejajar. Deborah Dewi menunjukkan penyebabnya lantaran huruf berbuntut seperi 'g' dan 'y' di tulisan surat wasiat memiliki buntut yang terlalu panjang, berbeda dengan tulisan asli Akseyna.

Kemudian kejanggalan yang terakhir yakni posisi tanda tangan Akseyna yang berbeda. Di tanda tangan asli, Akseyna cenderung memposisikan tanda tangannya dalam sebuah garis miring. Sedangkan tanda tangan di surat wasiat cenderung berada dalam sebuah garis datar.

Kasus Akseyna Ahad Dori (18) hingga kini masih menjadi teka-teki. Polisi belum bisa memastikan Akseyna tewas terbunuh atau bunuh diri. Sedangkan hasil otopsi dokter sudah menunjukkan ada jejak pukulan di tubuh Akseyna. Dan diketahui pula Akseyna masih hidup saat tenggelam. Tapi dokter tak bisa tahu apakah Ia pingsan atau sadar saat tenggelam.

Namun polisi tetap tak bisa menentukannya. Dan satu-satunya kunci menguak misteri itu adalah lewat penelitian tulisan tangan di surat wasiat Akseyna. Kini Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri masih menelitinya.

Sebab surat wasiat Akseyna bukan ditemukan oleh polisi. Tapi justru ditemukan oleh rekan Akseyna di kamar korban, empat hari usai Akseyna ditemukan mengambang di Danau Kenanga Kampus UI, tetapi belum diketahui identitasnya saat itu.

Seperti yang diketahui, Akseyna Ahad Dori (18) mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia (UI) ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI, Depok, Kamis 26 Maret 2015. Dia ditemukan dalam kondisi menggendong tas berisi enam buah batu bata. (ren)