Bocah 8 Tahun yang Dianiaya Ibu Tiri Alami Luka Lebam

Ilustrasi kekerasan seksual.
Sumber :
  • VIVAnews/Joseph Angkasa
VIVA.co.id - Bocah delapan tahun yang mendapat kekerasan fisik oleh keluarganya, SRP, mengalami trauma yang cukup parah. Tak hanya dipukuli dan dicambuk, bocah malang ini juga mengalami sederet luka sundut obat nyamuk di tubuh mungilnya.

Ini diketahui setelah Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak mendatangi korban yang diamankan oleh seorang penjual soto di dekat Plaza Cibubur, perbatasan Depok, Jawa Barat, Jumat 16 Oktober 2015.

"Tadi setelah kami lihat kondisinya cukup memprihatinkan, di sekujur tubuh banyak luka lebam, ada luka diduga bekas sundutan obat nyamuk dan sabetan sabuk (gesper). Selain itu ada banyak luka bekas cakaran," kata salah satu anggota Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak,  Pravistania Rhemadiara Putri, saat dikonfirmasi
VIVA.co.id.


Dari hasil pengakuan korban, aksi kekerasan yang dilakukan oleh orangtua dan kakak tiri ini telah dialaminya sejak usia masih lima tahun. Kali ini korban sudah tak tahan dan takut lantaran hanya mampu membawa uang Rp47 ribu.


"Jadi ternyata anak ini setiap harinya disuruh jualan baju. Minimal sehari harus dapat Rp50 ribu.
Nah
kemarin itu dia enggak berani pulang karena cuma dapat Rp47 ribu. Dia kabur jalan kaki dari kawasan Gunung Putri, kemudian naik angkot dan nyasar ke sini, dekat Plaza Cibubur," ucap wanita yang akrab disapa Nia itu.


Keluarga mendadak hilang

Selain mendapat kekerasan fisik, SRP juga diketahui belum menempuh pendidikan alias belum sekolah. Padahal usianya telah cukup untuk duduk dibangku sekolah dasar.


"Bapak ibunya telah bercerai. Dia tinggal sama bapak kandung dan ibu tiri serta dua kakak tiri. Dan ternyata, dulunya, kedua orangtua kandungnya pun sering melakukan tindak kekerasan. Ibu tirinya yang sekarang katanya berasal dari Singapura," kata Nia.


Sebelum dibawa ke rumah aman anak (
safe house
) tim reaksi cepat ini akan lebih dulu membawa korban ke  Rumah Sakit Pasar Rebo untuk pemeriksaan lebih lanjut.


"Kita belum tahu apakah ada kejahatan seksual atau tidak, ini yang sedang kita cari tahu. Kondisi korban sangat trauma dan tampak syok, iya sangat ketakutan," ujarnya.


Sementara itu, polisi yang juga mengani kasus ini mengaku telah melacak keberadaan keluarga korban. Namun sayang, alamat ataupun nomor telepon yang diberikan ternyata fiktif.


"Sudah kita laporkan ke Polsek Cibubur. Sebelumnya ayah korban (terduga pelaku) juga melapor ke Polsek Gunung Putri tentang kehilangan anak (korban). Tapi ternyata setelah ditindaklanjuti alamat yang diberikan ayah korban tidak ada. Nomor teleponnya juga enggak aktif," ucap Nia.