Survei: Ada 5.791 Pria Gay di Depok

Ilustrasi toilet.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id - Sebagai salah satu penyanggah Ibu Kota Jakarta, Depok pun kian menjadi kota yang terus mengalami perkembangan. Seperti kota metropolis pada umumnya, Depok pun menjadi sasaran empuk kaum urban.

Ironisnya, di tengah perkembangan tersebut, angka perilaku seks menyimpang di kota ini pun ikut mengalami peningkatan.

Data Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Depok bahkan mencatat, sekitar 5.791 lelaki terlibat cinta sejenis alias lelaki suka lelaki (LSL) atau yang biasa disebut gay.

"Angka ini cenderung meningkat dari jumlah sebelumnya sebanyak 4.932 LSL pada tahun 2014 lalu. Meningkatnya angka ini tidak terlepas dari posisi Depok sebagai penyanggah ibu kota. Untuk tahun ini sampai dengan bulan Agustus, estimasi angkanya sekitar 5.791," kata Sekretaris KPA Kota Depok, Herry Kuntowo pada VIVA.co.id, Senin 16 November 2015.

Yang tak kalah mencengangkan, kaum gay di Kota Depok pun memiliki komunitas. Biasanya, lanjut Herry, mereka berkumpul di pusat perbelanjaan dan kerap mencari mangsa di toilet umum.

"Mendeteksi komunitasnya susah, mereka tertutup. Namun ciri-cirinya dapat dikenali, biasanya dia ada di toilet. Nah, kalau dia melirik-lirik khususnya ke kemaluan kita saat sedang buang air kecil, itu patut dicurigai. Biasanya mereka ada di pusat perbelanjaan, namun ada juga di panti pijat," bebernya.

Dari ribuan LSL yang terdeteksi, tak sedikit dari mereka yang masih berusia pelajar. Terkait hal ini, Pemkot Depok, melalui KPA tak tinggal diam. Salah satu upaya yang gencar dilakukan KPA untuk menekan angka tersebut adalah dengan melakukan penyuluhan dan pembinaan.
      
"Kita kumpulkan untuk merubah perilakunya. Rata-rata LSL ini adalah usia produktif. Selain pembinaan dan penyuluhan, upaya konkret yang kami lakukan untuk menangkal penyebaran penyakit ialah dengan memberikan tips seks aman, dengan menggunakan alat kontrasepsi," jelas Herry.

PSK Ikut Marak

Seiring meningkatnya perilaku seks yang menyimpang, angka ODHA di Kota Depok pun ikut merangkak naik. Tahun 2014 tercatat, ada sekitar  426 ODHA, dan di tahun ini mencapai 488 kasus dengan 27 orang di antaranya meninggal dunia. "Untuk wanita pekerja seksnya mencapai 1.033," ucap Herry.

Sementara untuk kasus gay, lanjut Herry, jumlah titik terbanyak kumpul berada di kawasan Jalan Margonda, yang merupakan pusat Kota Depok.
       
"Pelakunya ada juga yang sudah berkeluarga. Banyak alasan, ada yang karena tidak berisiko hamil. Terlepas dari itu semua, faktor lemahnya iman menjadi penyebab perilaku menyimpang ini berkembang, dan ini harus menjadi perhatian kita semua," ujar dia. (ase)