Tanaman Ini Dipilih untuk 'Hijaukan' Kalijodo

Pembongkaran kawasan Kalijodo, Senin 29 Februari 2016
Sumber :
  • Irwandi/VIVA.co.id

VIVA.co.id - Salah satu kawasan lokalisasi legendaris Kalijodo akhirnya rata dengan tanah. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengubah bekas lahan itu sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Ratna Dyah Kurniati mengatakan, kawasan itu rencananya akan ditanami dengan beragam jenis pohon.  Jenis tanaman pun dipilih yang sistem perakarannya kuat dan tidak merusak konstruksi, tumbuh baik pada tanah padat, serta mengutamakan tanaman lokal dan budidaya.

"Tanamannya dari jenis vegetasi RTH sepadan sungai, vegetasi ornamental, dan tanaman langka yang merupakan tanaman khas betawi," kata Ratna di Balai Kota, Jakarta, Senin, 29 Februari 2016.

Beberapa jenis pohon tersebut, lanjut dia, yang akan ditanami divegetasi RTH sepadan sungai yaitu jenis Flamboyan, Kecrutan, Nyamplung, Matoa dan Bintaro.

Sedangkan untuk vegatasi ornamental antara lain Kamboja, Pohon Sosis, Tembusu, Ketapang Kencana, Mindi dan Pulai. Sementara untuk tanaman langka khas betawinya yaitu Jambu Bol, Maja, Matoa, Rukem dan Sawo Manila.

Menurut Ratna, ketersedian stok tanaman sendiri saat ini ada di kebun bibit antara lain Kecrutan 8.568 pohon dan Bintaro 1.368 pohon di kebun bibit Ciganjur. Selain itu, ada Flamboyan 983 pohon dan Nyamplung 147 pohon di Kebun Bibit Srengseng.

"Untuk planting plan sendiri sudah disebar disejumlah titik di kawasan taman Kalijodo yang akan dibangun nantinya."

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menargetkan, pembangunan RTH ini bisa dilakukan selambat-lambatnya satu bulan setelah Kalijodo ditertibkan Senin pagi.

Menurut Ahok, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI masih akan melakukan tindakan pembersihan setelah semua bangunan diruntuhkan. Pembersihan dilakukan untuk memastikan perusahaan swasta yang dikenai kewajiban membangun, tidak kesulitan mendirikan RTH yang diperkirakan menjadi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) terbesar di DKI Jakarta.

"Kita bangunnya enggak pakai APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) DKI. Semua dibangun pakai kewajiban pengembang," ujar Ahok, sapaan akrab Basuki.

Bangunan yang ada di kawasan Kalijodo sejak Senin pagi sudah diruntuhkan. Sedikitnya 10 eksavator digunakan Pemprov DKI untuk menghancurkan bangunan di kawasan itu.

Ribuan aparat gabungan Polri, TNI, Satpol-PP dan pihak Pemprov DKI Jakarta ikut memadati kawasan Kalijodo, untuk berjaga-jaga dan mengantisipasi keamanan. Proses pembongkaran ini juga disaksikan eks warga Kalijodo dan masyarakat sekitar kawasan.

(mus)