Cuma Lulung yang Senang Saat Nama Agus Yudhoyono Disebut
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI, Abraham Lunggana alias Haji Lulung hanya bertepuk tangan saat Ketua DPRD DKI, Prasetio Edi Marsudi menyebutkan nama pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.
Pras, sapaan Prasetio, membacakan ketiga nama pasangan calon yang telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI dalam rapat paripurna penyampaian Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Tahun Anggaran 2016 di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa, 4 Oktober 2016.
Dari pantauan VIVA.co.id, Lulung, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang sebelumnya sempat hendak berpartisipasi di Pilkada, tidak menunjukkan reaksi yang sama saat Pras membacakan nama dua pasangan lain, Ahok-Djarot dan Anies Sandi.
Lulung hanya diam sambil menyaksikan Pras yang berasal dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan memimpin rapat.
Sementara, Wakil Ketua DPRD DKI dari fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Mohamad Taufik sama sekali tidak bereaksi saat Pras membacakan ketiga nama. Hadirin di ruangan sendiri bertepuk tangan saat masing-masing dari ketiga nama pasangan calon dibacakan.
Triwisaksana, Wakil Ketua DPRD DKI dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hanya bertepuk tangan saat Ahok-Djarot disebut.
Wakil Ketua DPRD DKI Ferrial Sofyan dari fraksi Partai Demokrat - Partai Amanat Nasional (PAN) tidak hadir.
Pras sendiri menyatakan harapannya supaya Pilkada DKI 2017 berjalan lancar. Pilkada yang tahapan pemungutan suaranya akan diselenggarakan pada 15 Februari 2017 adalah kegiatan demokrasi yang berperan menentukan kepala daerah Jakarta untuk tahun 2017 - 2022.
"Semoga dalam Pilkada, dari masa kampanye hingga pencoblosan, semua pendukung masing-masing calon dapat menjaga ketertiban karena ini peristiwa demokrasi yang harus didukung warga Jakarta," ujar Pras.