Korban Perampokan di Pulomas kini Bisa Tersenyum Lagi
- VIVA.co.id/Eduward Ambarita
VIVA.co.id – Setelah menjalani perawatan selama sepekan, lima korban perampokan rumah mewah di bilangan Pulomas, Jakarta Timur, sudah diperkenankan pulang oleh pihak rumah sakit.
Salah satunya adalah Zanette Kalila. Bersama ibu kandungnya, Almyanda Saphira, dia turun dari lantai dua rumah sakit.
Almyanda adalah mantan istri mendiang Dodi Triono, pemilik rumah di Pulomas itu yang ikut menjadi korban tewas saat terjadi perampokan, Selasa, 26 Desember 2016.
Sebelum meninggalkan rumah sakit, Anette begitu dia akrap disapa, sempat melemparkan senyum.
"Terima kasih bapak ibu semua," kata Zanette di lobby Rumah Sakit Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Selasa 3 Januari 2017.
Sementara empat korban lainnya, adalah pembantu rumah tangga Dodi. Yaitu Emi, Nursanti, Windy dan Fitriani.
Kepala Humas Rumah Sakit Kartika Pulomas Rahayu Kantuningsrih mengatakan, kelima korban dipulangkan karena kondisi mereka sudah membaik. Namun, psikologi mereka tetap akan dipantau untuk menghilangkan rasa trauma terhadap kejadian itu.
"Sudah bisa pulang. Karena kondisinya sudah baik. Nanti akan ada rehabilitasi (rawat jalan). Tapi belum tahu kapan," kata Rahayu.
Pada kesempatan ini, Almyanda Saphira, ibunda Zanette Kalila, mengatakan anak keduanya itu akan dibawa ke rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, untuk mendapatkan perawatan lanjutan pasca peristiwa perampokan di rumah Ayahnya, Dodi Triono.
Alymanda dan Dodi sudah berpisah sejak tiga tahun terakhir. Selama pernikahan mereka dikarunia tiga anak. Dua di antaranya, Diona Arika dan Dianita Gemma, menjadi korban tewas bersama Dodi saat disekap komplotan perampok di kamar mandi selama 17 jam.
"Pasti sama saya pastinya. Masih kontrol lagi," kata Almyanda di RS Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Rabu, 3 Januari 2017.
Usai keluar dari rumah sakit, Anette langsung dibawa Almyanda menggunakan sedan hitam.
Sementara, empat pembantu rumah tangga Dodi, kembali ke Pulomas Residence. "Iya, mas. Balik ke (Pulomas) Residence," kata Emi.
Dalam peristiwa perampokan itu, 11 orang disekap di kamar mandi tanpa ventilasi berukuran 1,5 x 1,5 meter selama 17 jam.
Dari peristiwa itu, enam korban meninggal dunia karena kekurangan oksigen. Mereka adalah Dodi, kedua anaknya, Seorang anak mereka bernama Amel. Serta dua sopir keluarga Yanto dan Tasrok.
(ren)