LRT Diharapkan Jadi Solusi Atasi Membludaknya Penumpang KRL

Menhub Budi Karya Sumadi (dua dari kanan) meninjau LRT
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) diharapkan dapat mempermudah angkutan transportasi dari pusat kota ke berbagai daerah tersebut. Saat ini,  pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek, 30 persennya merupakan warga Bogor.

Demikian diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Menurutnya, dengan kehadiran LRT, akan dapat memberikan moda alternatif transportasi bagi masyarakat agar tidak berdesak-desakan menaiki KRL.

"Jadi memang kereta ini pada tahap awal kita sampai Cibubur tapi future sampai Bogor, karena sekarang ini dari 800.000 penumpang Commuter Jabodetabek itu kurang lebih 30 persen dari Bogor, jadi kita memang akan lakukan suatu manajemen antar moda," kata Budi Karya, di Lokasi pembangunan LRT Cibubur-Cawang, Cibubur, Minggu 8 Januari 2017.

Manajemen antar moda itu dilakukan tak lain untuk memperbaiki sistem transportasi Indonesia yang lebih baik. Pemerataan transportasi darat, lanjut Menhub, akan dilakukan melalui pemerataan pengguna Kereta Api, Pengguna Jalan, LRT, dan MRT.

"Harapannya dengan adanya LRT ini, Bekasi dan Bogor mendapatkan suatu solusi, nantinya ini terintegrasi dengan MRT yang akan jadi dengan waktu kurang lebih sama," kata dia.

Ia mengungkapkan, pihaknya telah mendiskusikan dengan Direktur Utama PT Adhi Karya, Tbk selalu kontraktor terkait rencana waktu berhenti antar satu kereta LRT dengan lainnya, yang kurang lebih sekitar tiga menit sampai lima menit. Pengguna hanya membutuhkan waktu tunggu sekitar tiga menit dan lima menit.

"Apa yang saya diskusikan dengan Pak Dirut tadi direncanakan headway (waktu antara satu kereta dengan kereta berikut)-nya kurang lebih tiga menit. Jadi, dengan LRT ada jumlah penumpang yang cukup banyak, sekitar 16.000 penumpang per jam dengan 20 rangkaian kereta. Dengan Bogor kira-kira 200.000 penumpang (KRL) sebagian pindah (ke LRT) 50 persen. Itu bisa diakomodasi," kata Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura itu.