Ahli Psikologi: Tak Bahas Agama, Pidato Ahok Tak Nodai Islam

Basuki Tjahaja Purnama.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id – Risa Permana Deli, ahli ketiga yang dihadirkan untuk memberikan keterangan dalam persidangan ke-16 perkara penodaan agama di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, menilai apa yang dikatakan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pidato di Pulau Pramuka, bukan menyangkut agama atau juga Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017.

Menurut ahli psikologi sosial yang juga Direktur Pusat Kajian Representasi Sosial dan Laboratorium Psikologi Sosial Eropa ini, jika dilihat dari segi psikologi sosial, kalimat dalam pidato Ahok mempermasalahkan tentang iklim Pilkada.

"Yang dipersoalkan terdakwa bukan masalah agama, Pilkada DKI. Tapi dia mempersoalkan iklim Pilkada," kata Risa di hadapan majelis hakim, Rabu, 29 Maret 2017.

Menurut Risa, dalam pidatonya, Ahok coba menjelaskan soal iklim Pilkada yang tak lama lagi akan dihadapinya. Iklim Pilkada yang dimaksud bisa jadi tidak sesuai dengan apa yang seharusnya berjalan. "Jadi ini soal iklim Pilkada," ucapnya.

Tuduhan kepada Ahok selama ini dipahami secara bias. Risa menilai banyak yang memahami masalah Ahok hanya seputar Pilkada, kata 'pakai' dan agama, padahal, ada konteks lain yang harusnya patut dipertimbangkan untuk memahami pidato kontroversial Ahok itu.

Maka dari itu, Risa menuturkan, apa yang diucapkan Ahok bukan bentuk penodaan terhadap agama Islam.

"Kita perlu melihat kalimat tersebut itu diucapkan, bagaimana diucapkan bahkan reaksi masyarakat itu sendiri. Jadi mengutip Al-Maidah bukan desakralisasi agama," kata dia lagi.