Penusuk Polisi Diduga Terprovokasi Media Sosial

Lokasi penyerangan polisi di kawasan Masjid Falatehan, Jakarta Selatan.
Sumber :
  • Bayu Nugraha

VIVA.co.id – Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jendral Polisi Setyo Wasisto mengatakan bahwa pelaku penusukan terhadap dua anggota Brimob, Mulyadi (28) nekat melakukan itu lantaran terprovokasi dari media sosial yang mengandung konten radikal.

Hal itu diketahui dari keterangan teman pelaku semasa SMA. "Pelaku terprovokasi via media sosial," kata Setyo saat dihubungi wartawan di Jakarta, Minggu 2 Juli 2017.
 
Setyo menjelaskan, dari keterangan teman pelaku, Mulyadi sempat tinggal di tempat temannya itu dua hari sebelum kejadian. Dari situ Mulyadi sudah terlihat asyik dengan telepon genggam pintarnya dengan membuka media sosial berkonten radikal.

Bahkan, kata Setyo, pelaku juga menyebut bahwa ISIS dan Khilafah merupakan hal yang di anggap benar. "Jadi 1-2 hari sebelum kejadian, Mulyadi ini tinggal di tempat temannya di daerah Jakarta Selatan. Selama menginap, menurut teman SMAnya, pelaku selalu asik main handphone. Di handphone itu main medsos radikal. Dia juga nyebut yang ISIS itu benar, khilafah benar," ujarnya.

Tim penyidik Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror juga sudah memeriksa dua saksi, yakni teman pelaku berdagang di Roxy Bekasi dan teman SMA nya yang sempat menjadi tempat tinggal dua sebelum aksi penusukan terhadap dua anggota Brimob.

"Dua (saksi). Teman pedagang di Roxy Bekasi yang tinggal Bogor. Dan Teman SMA," ujarnya.