Dewan Adat Duga Teror Freeport Direkayasa

Sumber :

VIVAnews -  Teror penembakan di areal tambang PT Freeport Tembagapura, Papua yang terjadi sejak Juni lalu ditengarai sebagai ajang rebutan lahan oleh  aparat keamanan. Ketua Dewan Adat Papua, Forkorus Yoboisembut menduga aksi itu hanya rekayasa semata yang sengaja diciptakan.

"Sejumlah aksi penembakan Freeport memang sengaja diciptakan dengan tujuan memperoleh dolar dari kompensasi uang keamanan. Siapa lagi yang merekaysa kalau bukan aparat," tudingnya saat dihubungi VIVAnews, Rabu 28 Oktober 2009.

Logikanya, kata dia, selain akses masuk areal Freeport sangat ketat dan tidak sembarangan orang bisa melintas, penjagaan oleh aparat keamanan TNI/Polri saat ini sudah dilakukan  ribuan personel. Jadi sangat mustahil jika warga sipil biasa atau bahkan TPN/OPM bisa masuk areal dan melancarkan serangkaian aksi teror tersebut.

"Jumlah pasukan saja sudah mencapai 1.500 orang ditambah security perusahaan, masa bisa kebobolan terus dan tidak bisa menangkap pelaku, kan lucu," kata Forkorus balik bertanya.

Ironisnya, dari serangkaian aksi penembakan yang sengaja direkayasa itu, kata dia, yang menjadi sasaran adalah warga biasa yang tidak berdosa, yang sama sekali tidak mengerti masalah. "Ujung-ujungnya yang dikambing hitamkan adalah warga biasa," kata dia.

Forkorus mengaku, sehari pasca penembakan pertama yakni Juli lalu, yang menewaskan warga warga Australia, pihaknya mendapat surat dari Kelly Kwalik pimpinan tertinggi TPN/OPM yang bermarkas di Timika, bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas aksi itu.

Forkorus juga berani menjamin, jika aparat keamanan ditarik dari areal Freeport, tidak akan ada lagi aksi penembakan, sebab ia menuding, aparatlah yang merekayasa dan menciptakan teror tersebut. "Saya jamin kalau aparat ditarik dari Freeport selama 3 bulan ini, pasti tidak akan ada lagi aksi penembakan," ujarnya.

Laporan: Banjir Ambarita | Papua