Dedi Mulyadi Anggap #2019GantiPresiden Bukan Urusan Jabar

Calon wakil gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di Bandung pada Selasa, 5 Juni 2018.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berharap insiden kaus #2019GantiPresiden tidak terulang dalam debat putaran ketiga Pemilihan Gubernur pada 22 Juni 2018.

Dedi menganggap kampanye mengganti presiden dalam pemilu tahun 2019 itu sebenarnya hanya berkembang di Jakarta sehingga tak ada kaitannya dengan pemilihan gubernur. Karena itu, dia mengingatkan semua pihak mestinya memusatkan perhatian saja pada masalah Jawa Barat.

"Kepentingan Jawa Barat hanya bisa ditentukan oleh rakyat Jawa Barat; nasib orang Jawa Barat tidak ditentukan oleh orang Jakarta," ujar Dedi di Bandung pada Selasa, 5 Juni 2018.

Begitu juga para kandidat tak perlu memanfaatkan kampanye #2019GantiPresiden itu dalam pilkada. "Kita enggak usah domplengin ke isu-isu Jakarta; kita wujudkan Pilgub Jabar ini urusan warga Jabar, itu saja,"? ujarnya.

Jika kampanye #2019GantiPresiden itu muncul lagi dalam debat nanti, Dedi memperingatkan itu berpotensi mengganggu pilkada. Meski penyelenggaraan debat masih dalam suasana Lebaran dan masyarakat diperkirakan tak begitu tertarik menontonnya, tetap harus ditindak tegas jika muncul lagi kampanye serupa.

Bupati Purwakarta itu menolak mengira-ngira peluang kemenangannya dalam Pilgub Jabar. Dia bahkan enggan memprediksi capaian perkembangan kampanye yang sudah dijalankan, meski hasil survei beberapa lembaga menunjukkan kenaikan elektabilitas atau tingkat keterpilihan.

"Kata prediksi kan survei, tapi kan harus cermat. Dua kali pilgub, survei tidak menjamin kemenangan. Ini harus hati-hati, walaupun survei saya tinggi, saya tidak merasa menang, tidaklah. Tapi itu spirit untuk tanggal 27," katanya.

Nyaris adu jotos

Debat putaran kedua calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat di kampus Universitas Indonesia di Depok pada 14 Mei lalu diwarnai kericuhan. Bahkan nyaris terjadi adu jotos gara-gara pernyataan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu.

Awalnya, Sudrajat menyatakan bahwa kampanye #2019GantiPresiden menjadi kenyataan kalau dia dan Syaikhu terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat. Syaikhu segera menyambutnya dengan mengeluarkan dan memperlihatkan kaus bertuliskan #2019GantiPresiden.

Aksi itu diprotes oleh pasangan Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan yang kemudian berakibat rangkaian debat terganggu. Pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi bahkan sampai terkendala untuk menyampaikan pernyataan penutup dalam debat itu.

Simpatisan Hasanuddin-Anton mulai ribut dengan simpatisan pasangan lain. Situasi itu sempat membuat sejumlah polisi kewalahan. Namun, setelah mendengar arahan Hasanuddin, massa pendukung dan simpatisan PDIP pun akhirnya membubarkan diri. (ase)