Penyebab Banyaknya Kelompok Bersenjata di Papua versi Kapolri

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, persoalan ekonomi adalah tantangan utama di wilayah Papua. Oleh karena itu banyak terdapat kelompok bersenjata di daerah tersebut. 

"Soal Papua, kami tahu bahwa di sana itu ada kelompok-kelompok bersenjata, ada kelompok-kelompok separatis dari dahulu juga sudah tahu. Sekarang persoalan utama di Papua itu adalah masalah ekonomi yang paling utama. Lihat di Papua Barat itu tidak banyak masalah, permasalahan utama di Papua di pegunungan. Kenapa? Karena di gunung ini belum banyak tersentuh sebelumnya di masa Orde Baru," ucap Kapolri Tito Karnavian di Ruang Rapat Utama Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Jakarta Selatan, Senin, 20 Agustus 2018.

Tito menyebut masalah ekonomi cenderung berdampak pada masalah pembangunan yang belum merata. Namun ia menilai pembangunan di Papua sudah mulai merata semenjak pemerintahan Joko Widodo. Misalnya menurut Tito, ada pembangunan Jalan Trans Papua dan Bandara Wamena. 

"Belum banyak tersentuh di gunung-gunung, baru saya melihat selaku Kapolda Papua 2012 sampai dengan sekarang baru kepemimpinan Presiden Jokowi ini yang riil di gunung terasa," kata Tito.

"Kemudian kami melihat BBM satu harga di gunung. Semen dengan masuknya perusahaan semen di Manokowari bisa meng-cover semua wilayah sehingga harga semen bisa sama dengan wilayah lain bahkan lebih murah," lanjut dia.

Dia mengatakan, pihaknya akan terus menegakkan hukum terhadap kelompok yang yang berbuat kriminal di sana.

"Nah ini yang kami harapkan jadi ekonomi yang menjadi nomor satu. Nanti di tengah-tengah upaya membangun pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan ini, ada saja kelompok-kelompok yang belum puas tentu kami lakukan penegakan hukum tapi dengan minimal. Nah akibatnya, ya itu, selain masyarakat korban, polisi juga banyak jadi korban beberapa hari yang lalu juga rekan-rekan anggota TNI juga gugur. Nah ini kami tetap berusaha mengejar pertumbuhan ekonomi. Saya tidak melihat itu adalah masalah perbedaan ras, tidak," tuturnya. (ase)