Keluarga Korban Lion Air JT 610 Tabur Bunga: Berharap Bapak Ada

Seorang keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 menangis dalam doa bersama di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Selasa (6/11). - BBC News Indonesia
Sumber :
  • bbc

Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, yang menjadi lokasi pencarian korban dan pesawat Lion Air JT 610 penuh taburan bunga, pada Selasa siang (6/11). Inilah kali pertama keluarga korban mengunjungi area jatuhnya pesawat tersebut.

Menumpang KRI Banda Aceh dan KRI Banjarmasin, ratusan keluarga korban memandangi perairan yang dikelilingi puluhan kapal dan ratusan personel pencarian korban.

Isak tangis tak terbendung dari ratusan keluarga korban yang berkunjung. Mereka saling berpelukan meneteskan air mata sembari ditenangkan para pendamping keluarga.

Beberapa mencoba menguatkan diri dengan membaca doa dan membuka kitab suci. Ada yang jatuh pingsan dan ada pula yang menabur bunga ke laut sambil membacakan doa.

Hendrati, seorang istri yang kehilangan suaminya, terlihat tegar. Sang anak memayunginya. Hendrati melihat luasnya lautan.

"Memang sulit, saya merasa tak bisa bantu, terjun (ke laut) tak mungkin juga, itu dilakukan Basarnas. Kalau kita paksa orang untuk di situ terus juga pasti sulit, kita tak tega tempo hari ada penyelam yang meninggal dunia," kata Hendrati sebagaimana dilaporkan wartawan BBC News Indonesia, Silvano Majid.

Bagaimanapun, hampir semua keluarga menginginkan jenazah korban dapat terifentifikasi, begitu pula dengan Hendrati.

"Kita ingin, bapak (jenazahnya) ada, tapi mau bagaimana lagi, kami tak bisa memaksakan."

Keluarganya pasrah dengan proses pencarian yang diperpanjang dalam beberapa hari.

Kepala Basarnas, Muhammad Syaugi, yang ikut dalam doa bersama meyakinkan keluarga korban bahwa pencarian akan semaksimal mungkin dilakukan.

"Ketika masa perpanjangan sudah selesai, bukan berarti pencarian juga selesai, kami masih punya tim SAR Jakarta dan Bandung yang juga akan terus melakukan pencarian," ujar Syaugi.

Perjalanan pulang selama dua jam menuju Pelabuhan Tanjung Priok itu menyimpan haru. Sebagian keluarga korban masih menyimpan tangis dan ada yang tatapannya kosong. Tim pendamping dan psikolog hadir mencoba untuk menenangkan.

Hingga Selasa siang (6/11), Basarnas telah menyerahkan sebanyak 164 kantung jenazah untuk diidentifikasi oleh tim DVI Mabes Polri.

Sejauh ini sudah 27 jenazah teridentifikasi, salah satunya adalah jenazah atas nama Muhammad Ravi Andrian.