Warga Ramai-ramai Menimba Tumpahan Solar di Pantai Parepare

Solar bahan bakar kapal tanker MT Golden Pearl XIV bocor, warga berebut menimba
Sumber :
  • VIVA/Yasir

VIVA – Warga di seputar tanggul Cempae, Kelurahan Wattang Soreang, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan menimba solar di pinggiran pantai. Tampak mereka membawa berbagai alat seperti gayung hingga ember sebagai wadah penampungan.

Diketahui, rembesan solar tumpah yang berasal dari kapal tanker MT Golden Pearl XIV yang sedang bersandar di Jetty Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Parepare. Diidentifikasi terjadi kerusakan pada mesin pendingin LO Cooler A/E kapal tanker tersebut.

Solar tersebut adalah bahan bakar kapal dan bukan dari muatan tanker. Kejadian diketahui sekitar pukul 06.00 Wita Kamis, 10 Januari 2019. Kemudian oleh petugas TBBM Parepare langsung dilakukan penanganan.

PT Pertamina Marketing Operation Region VII bersama Polri dan TNI berupaya menanggulangi rembesan solar yang terjadi. Oil boom telah dipasang untuk mengurung rembesan solar agar tidak meluas. Dispersant juga difungsikan untuk mengurai solar.

"Sejak kemarin sudah dilakukan penanganan, 200 liter oil dispersant kita tumpahkan di sekitar kebocoran," kata Unit Manager Communication and CSR Pertamina MOR VII, Roby Hervindo, Jumat, 11 Januari 2019 saat dikonfirmasi. 

Sementara itu, sumber kerusakan di kapal tanker yang mengakibatkan rembesan solar sudah ditanggulangi. Jumlah solar yang merembes ke perairan sekitar TBBM Parepare saat ini masih dalam proses perhitungan.

Pertamina mengimbau kepada warga sekitar TBBM Parepare agar tidak mengumpulkan solar yang terdapat di perairan untuk menghindari terjadinya risiko insiden akibat kegiatan pengumpulan solar.

Namun, penanganan dengan penggunaan oil dispersant dan oil boom terhadap tumpahan solar dinilai kurang maksimal. Hal itu diungkapkan Kabid Penataan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Parepare, Jenamar Aslam Tjanring saat meninjau lokasi tumpahan solar pada Jumat, 11 Januari 2019.

“Dari pagi hingga sekarang kami tinjau lokasi penanganannya kurang maksimal, harusnya pihak Pertamina melakukan penyedotan air bukan dengan penyemprotan,” kata Aslam. (art)