Waspada, DBD di Lamongan Terus Meningkat

Penderita demam berdarah yang dirawat di RSUD dr. Soegiri Lamongan, (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Temuan kasus baru Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lamongan masih tinggi. Setiap hari setidaknya ditemukan tiga kasus baru.

"Tren kasusnya memang meningkat dibandingkan tahun lalu, tapi terjadi pergeseran wilayah," kata Bambang Susilo, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan Lamongan, Rabu (6/2/2019).

Bambang menuturkan, peningkatan kasus DB ini sebenarnya merata. Berdasarkan data Kemenkes, Jawa Timur menduduki posisi pertama tingkat keparahan kasusnya. Namun, dipastikan Lamongan masih bisa dikendalikan.

"Meski tren kasusnya berubah, sebelumnya dalam satu tahun hanya 144 kasus. Sekarang naik signifikan karena periodik tiga tahunan," tuturnya.

Sebelumnya, kata Bambang, ada lima kecamatan yang menjadi endemis DBD, yakni kecamatan Lamongan, Babat, Paciran, Tikung, dan Sugio. Namun saat ini ada tambahan, yakni Kecamatan Deket ditemukan 18 kasus, sedangkan Babat 12 kasus.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan jumlah total 167 penderita, dengan korban meninggal dunia 3 orang.

"Kasus tiga meninggal rata-rata Dengue Shock Syndrome (DSS)," jelasnya.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, ada beberapa tipe penderita DBD yang  masuk dalam klasifikasi dinas. Pertama praduga sementara ada 137 kasus, sedangkan positif DBD jumlahnya sekitar 164 kasus. Sementara tiga kasus lainnya masuk dalam indikasi Dengue Shock Syndrome (DSS). Kasus ini paling parah, karena dipastikan positif DBD disertai shock.

"Sehingga penderita harus dilakukan terapi khusus untuk mencegah terjadinya kematian," ucap Bambang.

Dengan masih tingginya angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD), Bambang memastikan seluruh puskesmas di Lamongan sudah didropping Abate dan dilakukan penyemprotan fogging secara bertahap. "Upaya ini masih terus dilakukan karena wabahnya memang lebih parah dibandingkan tahun lalu," ujarnya. (*)