Polisi Sita 12 Molotov dan 4 Celurit dari Massa Aksi 22 Mei di Jatim

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, di Markas Polda Jatim, Surabaya, pada Kamis, 18 Oktober 2018.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Aparat Kepolisian Daerah Jawa Timur berhasil mencegah keberangkatan sekurang-kurangnya 1.700 orang peserta aksi 22 Mei yang akan berangkat ke Jakarta di Jawa Timur. Dari tindakan penghalauan itu, sebanyak 12 bom molotov dan enam celurit berhasil disita dari sebagian rombongan.

Rombongan massa aksi 22 Mei yang paling banyak dicegah berasal dari Madura. Mereka tercegat dan dipulangkan kembali dalam operasi yang digelar di Jembatan Suramadu sejak Minggu hingga Selasa, 19-21 Mei 2019. Tiga minibus berisi lebih dari 50 orang di antaranya sempat digiring ke Markas Polda Jatim.

Mereka dibawa ke Polda karena ditemukan benda mirip bom molotov dan benda membahayakan lainnya. "Kita sita dua belas molotov dan enam celurit," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, kepada wartawan di Markas Polda Jatim, Surabaya, pada Rabu, 22 Mei 2019.

Di bagian lain, aparat gabungan yang sempat ditarik dari Jembatan Suramadu Selasa kemarin, Rabu hari ini diterjunkan kembali untuk berjaga-jaga di Jembatan Suramadu. Hal itu sebagai langkah antisipasi mobilisasi massa dan gangguan keamanan merespons memanasnya situasi di Jakarta.

Barung mengatakan, sebagaimana disampaikan Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Luki Hermawan, aparat tetap mengimbau masyarakat Jatim agar tidak berangkat ke Jakarta untuk ikut beraksi. "Kenapa? Karena setting-annya aksi ini memang ricuh. Jadi, kami lakukan ini untuk menjaga keamanan warga," ujarnya.

Situasi dan kondisi nasional memanas setelah terjadi bentrokan antara massa pendemo dengan aparat di Jakarta pada Rabu dini hari, 21-22 Mei 2019. Sedikitnya enam tewas dan ratusan luka-luka dalam peristiwa itu.