Mencekam, Ada Penyerangan Via Udara di Lumajang

Panglima TNI Marsekal Marsekal Hadi Tjahjanto
Sumber :
  • VIVA / Bayu Januar

VIVA –  TNI Angkatan Udara (AU) menggelar Fire Power Demo (FPD) dalam rangka Angkasa Yudha 2019. Kawasan Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi dipilih menjadi lokasi militansi dan profesionalitas prajurit TNI AU. Pinggiran pantai selatan Lumajang ini disimulasikan sebagai daerah musuh.

Bahkan, kawasan tersebut menjadi bidikan roket belasan pesawat tempur milik TNI AU. Tak hanya itu, di sana juga menjadi ajang pembuktian para prajurit mempertahankan kedaulatan NKRI.

Aksi FPD ini turut dihadiri oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Yuyu Sutisna serta pejabat tinggi TNI AU lainnya.

Serangan dimulai dengan pesawat intai lalu dilanjutkan dengan pesawat tempur untuk menghancurkan lawan. Selain itu, FPD ini juga menampilkan teknik pengiriman logistik kepada pasukan dengan menerapkan cargo delivery system (CDS).

Teknis pengiriman logistik dengan menggunakan pesawat C-130 Hercules. Logistik tambahan didrop dengan menggunakan parasut dan dilepaskan dari pintu belakang pesawat angkut berat itu.

Namun, untuk melaksanakannya terhalang pergerakan pasukan musuh di wilayah darat. Pesawat Hercules yang hendak masuk juga terancam oleh senjata lawan yang sudah disiagakan. TNI Angkatan Udara harus memutar otak untuk meneruskan misi penyelamatan tersebut.

Skenario berikutnya dalam latihan ini dengan menerjunkan puluhan pesawat tempur ke AWR Pandan Wangi di Lumajang. Sebagian di antaranya tinggal landas dari Lanud Iswahjudi di Kabupaten Magetan, yaitu pesawat SU 27/30 Sukhoi, Hawk 100/200, F-16 Fighting Falcon, T 50i Golden Eagle.  

Pesawat tempur itu bertugas mencari pesawat tempur musuh (sweeper) yang terbang di daerah operasi. Selain itu, mengawal pesawat Hercules yang membawa bantuan logistik, seperti senjata dan amunisi.

Dalam misi itu TNI AU juga menerbangkan pesawat C2 (Command and Control) CN 295 untuk mengontrol dan mendeteksi pesawat dan kendaraan musuh yang tidak tertangkap oleh radar darat. Hingga akhirnya, posisi lawan yang siap dihancurkan berhasil dideteksi TNI AU.

Total alutsista yang digunakan dalam FPD ini adalah berjumlah 17 dan melibatkan sekitar 2.400 prajurit TNI AU.

Terkait FPD tersebut, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, FPD ini merupakan akumulasi latihan bertahap dan bertingkat.

"Latihan Angkasa Yudha tahun 2019 dilaksanakan meliputi latihan posko, manuver lapangan dan fire power demo. Skenario dalam kegiatan ini semua diarahkan dalam rangka uji doktrin Swa Bhuwana Paksa yang sebentar lagi ditandatangani KSAU dan ada beberapa manuver tadi yang baru saja kita saksikan adalah bagian dari uji doktrim tersebut," kata Tjahjo di lokasi, Rabu, 24 Juli 2019.

Dalam latihan ini, mantan KSAU ini menuturkan TNI AU menampilkan pasukan darat dan udara yang terdiri dari pesawat tempur, pesawat angkut dan helikopter. Selain itu, ada juga manuver penembakan serta para fighter yang seluruh target hancur sebesar 98 persen.

"Artinya apa? Prajurit TNI AU telah memiliki profesionalisme yang tinggi dan mampu mengoperasikan seluruh alutsista yang dimiliki pengadaan restra pertama dan restra kedua dan kami terus berpesan kepada pembina KSAU untuk tetap menjaga profesionalisme prajurit tersebut," ucapnya.

Nantinya, paska latihan khusus TNI AU ini akan ada latihan khusus tiga matra TNI baik AD, AU dan AL yang rencananya akan dilakukan pada bulan September.

"Insya Allah akan mengundang bapak Presiden Jokowi," ucapnya.