Peringatan Tsunami Diakhiri, BMKG Minta Warga Pesisir Tetap Waspada

Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengakhiri peringatan dini tsunami pascagempa yang berpusat di Banten, Jumat 2 Agustus 2019 malam pukul 21:35 WIB.

Peringatan itu diakhiri setelah diberlakukan selama dua jam usai gempa berkekuatan 6,9 SR di Banten. BMKG telah melakukan pemuktahiran data gempa dari sebelumnya mencatat 7,4 SR menjadi 6,9 SR.

Meski begitu, tiga wilayah dengan status siaga tsunami masih berlaku untuk wilayah Pandeglang bagian Selatan, Pandeglang Pulau Panaitan dan Lampung Barat Pesisir Selatan. 

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan berdasarkan monitoring muka air laut, melalui alat pemantau pasang muka air laut tidak terindikasi perubahan muka air laut yang signifikan. 

"Sehingga setelah menunggu SOP dua jam, setelah perkirakan akhir gelombang tsunami datang pukul 19:35 menit, maka SOP mengatakan ditunggu dua jam yaitu pukul 21:35 menit. Maka peringatan dini potensi tsunami diakhiri, bukan dicabut," kata Dwikorita dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat malam 2 Agustus 2019.

Dwikorita mengatakan, hingga pukul 22:00 WIB, belum ada gempa susulan sejak pusat gempa berkekuatan skala 6,9 skala richter berada di Banten. 

"Tidak terjadi gempa susulan," ujarnya.

BMKG pun mengimbau masyarakat tetap tenang dan diperbolehkan kembali ke kediamannya masing-masing. Namun ia mengingatkan, warga tetap waspada akan gempa susulan sambil memantau informasi yang disampaikan melalui laman-laman resmi yang disampaikan oleh BMKG ataupun lembaga negara lain.

"Selain itu, masyarakat diminta menghindari bangunan yang retak, rusak akibat gempa. Periksa, pastikan bangunan tahan gempa, ataupun tidak mengalami kerusakan yang baru saja gempa terjadi," kata dia. 

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi ini merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran oblique yaitu kombinasi gerakan mendatar dan naik. Guncangan gempa ini dirasakan di Lebak dan Pandeglang IV-V MMI, Jakarta III-IV MMI, Bandung, Serang, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Purwakarta, Bantul, Kebumen, II-III MMI, Nganjuk, Malang, Kuta dan Denpasar mencapai II MMI.

Daryono menjelaskan, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa berpotensi tsunami dengan level SIAGA untuk wilayah Lebak dan Pandeglang bagian Selatan, dan level WASPADA untuk wilayah Pandeglang Utara, Tanggamus-Lampung. Peringatan dini tsunami pun berakhir pada pukul 21.35 WIB. (ren)