Ada 6 Orang Meninggal, Warga Magetan Waspada DBD

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Magetan, Didik Setyo Margono saat ditemui jurnalis TIMES Indonesia di kantornya, Jumat (27/9/2019). (Foto: M Kilat Adinugroho/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

 

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengingatkan warga agar tetap waspada terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, serangan penyakit tersebut tidak hanya terjadi pada musim hujan, melainkan juga kemarau.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Magetan, Didik Setyo Margono mengatakan, penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypty, sehingga masyarakat harus waspada.

Kendati, nyamuk ini bertelur dan berkembang biak di dalam genangan air.

"Musim kemarau itu tetap ada, tapi tidak sebanyak musim hujan," ujarnya.

Didik menjelaskan, penyebaran nyamuk aedes aegypty dapat dicegah dengan melakukan tindakan pemberantas sarang nyamuk (PSN) dan 3M plus. Yakni, menguras, mengubur, menutup, memproteksi diri, serta menjaga sanitasi lingkungan.

"Walaupun difogging berapa kalipun tapi kalau tidak diikuti upaya pemberantasan sarang nyamuk ya percuma. Apalagi, fogging fokus itu akan dilakukan jika memenuhi persyaratan, misalnya di daerah tersebut memang sudah ada yang positif terjangkit DBD," tuturnya.

Berdasarkan data sementara yang tercatat di Dinkes Magetan, hingga kini jumlah penderita DBD di wilayah Kabupaten Magetan jumlahnya sudah mencapai 436 jiwa. Yaitu, sepanjang Januari hingga Agustus 2019 ini.

"Yang sudah meninggal sampai saat ini ada 6 orang," tandasnya.

Menurut Didik, jika dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Magetan mengalami peningkatan. Namun, dirinya belum dapat menyebut secara detail seberapa besar persentasenya.

"Yang jelas ada peningkatan," imbuh Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Magetan ini.