Pemerintah Gerak Cepat Matangkan Persiapan Evakuasi WNI di Wuhan

picture-alliance/AP Images/Chinatopix
Sumber :
  • dw

Upaya pemerintah mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Cina sudah memasuki tahap akhir. Pada Jumat (31/01) sore, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan WNI akan dievakuasi dalam waktu kurang dari 24 jam.

"Pagi ini saya telah bertemu dengan Duta Besar RRT di Jakarta, beliau telah menyampaikan clearance pendaratan dan pergerakan pesawat untuk evakuasi WNI dari Provinsi Hubei,‘‘ ujar Retno di kantor Kemlu, Jakarta Pusat.

Retno mengatakan pesawat yang digunakan adalah pesawat berbadan lebar agar semua yang bersedia dievakuasi dapat diterbangkan secara langsung tanpa melalui transit.

"Persiapan di beberapa titik di Provinsi Hubei, terutama di Wuhan saat ini terus berjalan sementara itu persiapan penerimaan di Indonesia juga terus dilakukan sesuai dengan prosedur dan protokol kesehatan yang berlaku," tambahnya.

Total ada 243 WNI yang berada di Wuhan, provinsi Hubei dan kota-kota sekitarnya. Keputusan untuk melakukan evakuasi tersebut sebelumnya telah diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada jajaran terkait pada Kamis (30/01).

"Kemarin sore sudah kita putuskan dalam rapat terbatas bahwa saya sudah perintahkan untuk segera mengevakuasi warga negara Indonesia yang ada di Wuhan dan sekitarnya. Ini dikoordinir oleh Menteri Luar Negeri bersama seluruh menteri terkait," ujar Jokowi, di Kabupaten Kulon Progo pada Jumat (31/01).

Skema karantina disiapkan

Sebanyak tiga rumah sakit telah disiagakan untuk menangani kasus virus corona, yakni RSPI Sulianti Saroso, RS Persahabatan dan RSPAD Gatot Soebroto. Ketiga rumah sakit tersebut dinilai mempunyai fasilitas lengkap, seperti ruang isolasi yang khusus menangani pasien yang terinfeksi virus, termasuk viru corona.

Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Muhammad Syahril mengatakan pada prinsipnya semua WNI yang tiba di Indonesia akan melalui proses karantina.

''Kita sepakat isitlahnya bukan evakuasi, tapi pemulangan karena tidak semua warga negara kita yang pulang itu sakit,'' ujar Syahril. ''Ada 50 sdm yang kita siapkan, bukan hanya dokter, perawat, dan seterusnya termasuk supir ambulans. Ada 11 ruangan isolasi khusus yang sudah disiapkan dan satu ruangan sakit sudah disiapkan bila terjadi kejadian lebih dari itu.''

Senada dengan Syahril, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kemenkes RI, Wiendra Waworuntu mengatakan bahwa skenario yang dipersiapkan adalah karantina.

‘’Fungsi daripada karantina itu adalah supaya tidak terjadi penyebaran penyakit dari luar. Sama juga pada waktu kita karantina haji, pada waktu dia keluar exit screening itu pastikan orang sehat. Jadi sebenarnya karantina itu orang sehat, tetapi di dalam perjalanan itu diawasi. Makanya kita sebut kasus atau pasien dalam pemantauan. Sama juga kalau masuk ke rumah sakit kasusnya dalam pengawasan,'' ujar Wiendra.

Meski skema karantina telah disiapkan, namun belum ada penjelasan rinci terkait proses pemulangan dan pasca pemulangan 243 WNI di Wuhan.

''Karantinanya in bukan untuk orang sakit tapi untuk orang sehat. tetapi tetap harus dikarantina karena baru pulang dari daerah yang ada wabah seperti yang dikatakan mungkin 14 hari,'' ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Widyawati, di Auditorium Siwabesy, Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Jumat (31/01).

pkp, rap/vlz (dari berbagai sumber)