Haji 2020 Ditiadakan, Ungkapan Hati Calon Haji Jatim Ini Menyejukkan

Jemaah haji dari seluruh dunia kumpul di Masjidil Haram, Mekah
Sumber :
  • VIVA/Beno Junianto

VIVA – Beta Wilujeng (62 tahun), warga Kota Surabaya, Jawa Timur, sudah bersiap secara mental untuk berangkat ke Tanah Suci melaksanakan ibadah haji tahun ini. Dia akan didampingi oleh anak pertamanya yang tinggal di Kabupaten Gresik, Erma.

Namun, Beta harus menunda berhaji hingga tahun depan setelah pemerintah memutuskan untuk meniadakan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2020 karena pandemi Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 yang menyerang di hampir seluruh negara, termasuk Arab Saudi.

Erma, putri Beta yang rencananya mendampingi berhaji, mengungkapkan, sebetulnya ia tidak masuk dalam kuota haji yang berangkat tahun 2020. Namun karena kepentingan untuk mendampingi ibunya yang sudah sepuh, ia pun mendapatkan jatah berangkat haji tahun 2020. “Pelunasan sudah, tes kesehatan juga sudah,” katanya melalui telepon genggam kepada VIVAnews pada Selasa, 2 Juni 2020.

Erma mengaku belum menerima informasi secara resmi soal peniadaan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2020 dari Kementerian Agama maupun pihak terkait. Tapi ia mengaku sudah mengetahui itu dari pemberitaan yang tersiar di televisi maupun tersebar di media sosial. “Kalau pemberitahuan dari Kemenag belum, tapi kita lihat berita itu soal itu,” ujarnya.

Kendati batal berhaji tahun ini, Erma mengaku tidak sedih. Menurutnya, ibadah haji merupakan rahasia Allah yang ditakdirkan kepada umat-Nya. Apalagi, saat ini ia memiliki anak yang masih kecil. Jika berangkat tahun 2020, Erma mengaku lebih siap karena anaknya sudah besar. “Kalau saya tidak sedih,” tandas Erma.

Erma meyakini, berangkat ke Tanah Suci untuk beribadah haji adalah rahasia Allah yang ditentukan kepada umat-Nya. “Karena saya dari awal percaya bahwa untuk pergi ke Mekkah (beribadah haji) itu bukan karena kehendak kita. Itu kehendak dari Allah. Kita bawa uang banyak pun kalau tidak dikehendaki Allah, ya, tidak akan bisa berangkat. Enggak punya apa-apa pun kalau Allah berkehendak, kita pasti berangkat,” ucapnya.

Erma berharap ia dan ibunya betul-betul ditakdirkan berangkat ke Tanah Suci untuk berhaji tahun depan. Menurutnya, suatu keistimewaan sebagai umat Islam jika dipanggil Allah untuk berhaji di Tanah Suci. “Saya berdoa semoga masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk berangkat (beribadah haji ke Tanah Suci tahun depan),” katanya.

Terpisah, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jatim Ahmad Zayadi menjelaskan, per tanggal 2 Juni 2020, jumlah pendaftar haji di Jawa Timur sebanyak 950.151 orang dengan masa tunggu 28 tahun. “Masa tunggu haji di Jawa Timur saat ini 28 tahun. Daftar haji hari ini berangkat 1469 Hijriah atau tahun 2048 Masehi,” katanya melalui pesan singkat diterima VIVAnews.

Sementara untuk masa haji tahun 2020, Jatim mendapatkan kuota sebanyak 3.152 orang. Rinciannya, kuota tahun berjalan sebanyak 34.516 orang, prioritas lansia 353 orang, pembimbing KBIHU 47 orang, serta Petugas Haji Daerah (PHD) sebanyak 236 orang. Karena penyelenggaraan ibadah haji tahun ini ditiadakan, maka secara otomatis mereka masuk dalam daftar keberangkatan tahun 2021 mendatang.

Zayadi menambahkan, jemaah calon haji juga dapat mengajukan permohonan pengembalian setoran pelunasan biaya perjalanan ibadah haji atau BPIH secara tertulis kepada Kepala Kantor Kemenag kabupaten/kota dengan menyertakan bukti setoran lunas BPIH, bukti buku tabungan yang masih aktif atas nama jemaah yang bersangkutan dan memperlihatkan aslinya, dan fotokopi KTP dan nomor telpon yang bisa dihubungi.

“Yang bisa ditarik itu biaya pelunasan haji, seperti tahun ini BPIH jemaah haji regular sebesar Rp37,577,602, BPIH PHD dan KBIHU Rp71,516,168. Maka yang bisa ditarik untuk jemaah, dikurangi 25 juta setoran awal. Namun, ada juga jemaah yang setoran awalnya 20 juta, tinggal mengurangi saja,” kata Zayadi.